JAKARTA - Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Bursa saham AS mengakhiri minggu yang penuh gejolak ketika imbal hasil obligasi pemerintah mencapai level tertinggi dalam 16 tahun dan investor mencerna revisi prospek hawkish Federal Reserve.
Dilansir dari Antara, Sabtu (23/9/2023), indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 106,58 poin atau 0,31%, menjadi menetap di 33.963,84 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 9,94 poin atau 0,23%, menjadi berakhir di 4.320,06 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 12,18 poin atau 0,09%, menjadi ditutup di 13.211,81 poin.
Di antara 11 sektor utama dalam S&P 500, sektor konsumer non-primer mengalami%tase kerugian paling besar, sementara teknologi dan energi merupakan dua sektor yang memperoleh keuntungan.
Ketiga indeks utama saham AS terombang-ambing hampir sepanjang sesi tetapi berakhir di zona merah.
Ketiganya membukukan kerugian mingguan, dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat persentase penurunan Jumat-Jumat terbesar sejak Maret.
Pada Kamis (21/9), S&P 500 turun di bawah rata-rata pergerakan 100 hari - level support utama - untuk pertama kalinya sejak Maret. Kegagalan untuk menembus di atas level tersebut menunjukkan bahwa indeks masih berada di bawah tekanan turun.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dari level tertingginya dalam 16 tahun karena investor mengalihkan fokus mereka dari panduan Fed yang hawkish ke data ekonomi penting yang akan segera dirilis.