Faktor musiman juga terlihat suram, setidaknya untuk jangka pendek. S&P 500 memasuki rentang 10 hari terlemah sepanjang tahun ini pada 18 September, menurut BofA Global Research. Indeks ini secara historis telah turun sebesar 1,66% selama periode ketika kinerja selama 10 hari pertama suatu bulan berada di bawah rata-rata, seperti yang terjadi pada tahun ini, menurut data bank tersebut.
BACA JUGA:
Sementara itu, penutupan pemerintahan yang berlarut-larut dapat memperburuk kekhawatiran atas kemacetan pemerintahan AS dan membuat imbal hasil (yield) Treasury menjadi lebih tinggi. Awal tahun ini, anggota parlemen melakukan perjuangan panjang untuk menaikkan plafon utang. Hal ini menyebabkan penurunan peringkat kredit dari lembaga pemeringkat Fitch, tulis analis di Societe Generale.
Imbal hasil yang lebih tinggi dapat memperburuk tantangan terhadap saham-saham, yang mengalami kesulitan karena imbal hasil melonjak selama beberapa minggu terakhir.
Tentu saja, metrik para ahli strategi telah menunjukkan bahwa ada banyak dana yang tersedia untuk digunakan oleh investor yang ingin membeli ketika kondisi melemah. Pembeli kemungkinan akan mengambil tindakan jika S&P 500 turun ke 4.200, yaitu sekitar 3% dari level saat ini, kata Keith Lerner, co-chief investment officer di Truist.
Penurunan tersebut akan menempatkan indeks pada rasio harga terhadap pendapatan sebesar 17,5, sejalan dengan rata-rata 10 tahunnya, katanya dalam laporan hari Jumat.
(Zuhirna Wulan Dilla)