Alasan Pengusaha Jamu Lebih Pilih Ekspor Barang Mentah Dibanding Produk Jadi

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis
Rabu 27 September 2023 17:26 WIB
Pengusaha jamu ekspor bahan mentah (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA – Alasan pengusaha jamu lebih memilih ekspor barang mentah dibandingkan produk jadi. Terungkap saat ini banyak para pelaku usaha lokal terutama di industri jamu yang lebih memilih berjualan barang mentah ketimbang jadi atau produk jamu.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Gabungan Pengusaha (GP) Jamu dan Obat-Obatan Tradisional Indonesia, Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengaku hal itu karena para pelaku usaha terutama yang skala kecil banyak yang belum paham peta regulasi dan banyaknya perizinan dari pemerintah Indonesia yang dibebankan kepada pelaku usaha. Hasilnya para pelaku usaha enggan untuk mengurus rumitnya administrasi tersebut, dan memilih jual produk mentah karena cenderung memerlukan izin yang lebih sedikit.

Dwi memberikan contoh apabila menjual produk mentah atau bahan baku pembuatan jamu saja, itu tidak memerlukan izin dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), sedangkan ketika bahan baku tersebut masuk dalam kemasan, maka pelaku industri harus mengantongi izin tambahan, seperti BPOM, label halal, dan lainnya.

"Untuk penjualan bahan baku jamu ekspor itu luar biasa permintaan, itu banyak dan lebih mudah (dilakukan pelaku usaha) karena tidak perlu izin Badan POM, beda dengan produk jadi," ujar Dwi dalam Market Review IDXChannel, Rabu (27/9/2023).

Oleh sebab itu Dwi berharap kepada Pemerintah agar membentuk satu badan khusus yang nantinya fokus untuk pengembangan industri jamu di tanah air. Sebab menurutnya saat ini produk jamu menjadi minuman tradisional yang khas dari Indonesia. Permintaannya pun di pasar internasional cukup menjanjikan, tapi para pelaku usaha di dalam Negeri ini masih terbentur oleh regulasi sehingga sulit untuk berkembang.

"Badan POM hanya mengawasi, Kementerian Pertanian dan lain sebagainya itu terpisah (tugasnya) ketika ingin merangkul semua, dan mau mencapai target yang di inginkan itu harus ada yang fokus," kata Dwi.

"Kita tahu Kementerian itu sebentar sebentar ganti pejabat, jadi kalau ganti pejabat lagi belum tentu melanjutkan dengan cepat atau justru memulai ulang lagi dari awal. Saya berharap ada satu lembaga itu yang fokus menangani jamu dari hulu ke hilir," sambungnya.

Menurutnya saat ini para pelaku di industri jamu sendiri beberapa sudah mengikuti regulasi yang dibentuk oleh Pemerintah. Misalnya sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kemudian sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) atau MUI dengan logo berwarna Hijau. Perizinan berbeda juga ada dari Kementerian Kesehatan yang wajib di ikuti oleh pelaku usaha.

"Tapi semua itu terpisah, terputus-putus, tapi karena ini regulasi, tetap kita ikuti, walaupun dengan kondisi yang tidak mudah, karena bahan baku kita sebetulnya bagus dan banyak diminati pihak luar," lanjut Dwi.

Sehingga menurutnya masalah yang dihadapi oleh para pelaku industri di dalam negeri itu sebetulnya datang dari pembuat regulasi itu sendiri. Pemerintah masih kurang memberikan sosialisasi dan pendampingan bagi para pelaku usaha ketika membuat suatu kebijakan.

"Pemerintah belum bisa membantu kendala yang dihadapi industri jamu saat tidak bisa memenuhi aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah, jadi kalau diharapkan Presiden dengan jumlah industri bertambah, tapi kalau terbentuk regulasi itu berat," pungkasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya