Sehingga diperlukan 'common language” di kawasan ASEAN untuk memacu kegiatan ekonomi dan instrumen keuangan yang berkelanjutan terutama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
BACA JUGA:
Inisiatif kedua adalah Handbook ASEAN Collective Investment Scheme - Sustainable and Responsible Fund (CIS-SRF) for Green Lane yang merupakan buku saku.
Ini merupakan buku saku bagi regulator untuk memfasilitasi keuangan berkelanjutan, dengan menyediakan lebih banyak akses pasar terhadap produk investasi kolektif hijau berkelanjutan.
Dari sejumlah sumber, ACMF akan mengeksplorasi penerbitan obligasi hijau lintas-negara serta adanya distribusi dana berkelanjutan.
Terakhir adalah revisi atas ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), yang merupakan standar penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip corporate governance yang dikeluarkan oleh the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Scorecard digunakan untuk menilai praktik tata kelola perusahaan bagi perusahaan publik di Asia Tenggara. Lima aspek dalam penilaian adalah hak pemegang saham, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi, dan tanggung jawab direksi dan dewan komisaris.
Untuk diketahui kepemimpinan OJK di ACMF tahun ini melanjutkan Kamboja saat menjadi ketua pada 2022. Estafet keketuaan akan diserahkan kepada Laos, dalam hal ini diwakili oleh Lao Securities Commision Office (Lao SCO) pada forum ACMF yang diselenggarakan di Bali, 16-18 Oktober 2023.
(Zuhirna Wulan Dilla)