JAKARTA – Perang Israel-Hamas menjadi salah satu tantangan bagi ekonomi dunia. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa di tahun 2023, tantangan global sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia.
"Berbagai tantangan, perang di Rusia-Ukraina, perang Israel-Palestina di Timur Tengah, ini tentunya menambah tantangan ke depan, termasuk musim kering berkelanjutan akibat El Nino yang sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan di dunia," ujar Airlangga dalam Opening Ceremony Trade Expo Indonesia (TEI) 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Ditambah lagi penguatan mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) / USD terhadap berbagai macam mata uang dunia, termasuk Rupiah Indonesia.
"Di tengah berbagai tantangan ini, Indonesia Alhamdulillah di kuartal II-2023 masih bisa tumbuh di atas 5% selama 7 semester berturut-turut," ungkap Airlangga.
Bahkan, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus 41 bulan beruntun. Terkait harga komoditas yang melandai, kecuali minyak yang belum terlihat ujungnya, maka ekspor harus tetap dijaga.
"Oleh karena itu, pemerintah telah menyatukan visi misi untuk menjaga resiliensi ekonomi nasional, dan salah satunya Bapak Presiden telah menerbitkan Keppres nomor 24 tentang Satuan Tugas Peningkatan Ekspor," sambung Airlangga.
Selain itu, dorongan berkelanjutan terhadap kegiatan manufaktur nilai tambah rantai pasok dalam bentuk keberlanjutan terhadap hilirisasi.
"Pemerintah juga terus memanfaatkan forum kerja sama ekonomi internasional untuk memperluas pasar ekspor produk-produk nasional," tambah Airlangga.
Dia menyebut, dalam Presidensi G20 oleh Indonesia di tahun 2022 dan Keketuaan ASEAN oleh Indonesia tahun ini, keduanya adalah momentum, kesempatan bagi Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan internasional yang telah membuktikan kredibilitas Indonesia.
"Posisi Indonesia semakin dihargai dan dihormati dalam lingkup internasional karena Indonesia menghadirkan kepastian dan supply chain reliability, selama pandemi, supply chain kita tetap berjalan," kata Airlangga.
Dia menyoroti posisi Indonesia yang kini semakin diperhitungkan di mata internasional, sehingga Indonesia harus lebih berani mengambil kebijakan. Salah satunya adalah hilirisasi sumber daya alam (SDA).
"Ini menambah nilai tambah ekspor nikel sebesar USD33 miliar di 2022 atau Rp514 triliun," tambahnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)