JAKARTA - Rupiah terancam mencapai Rp16.000 per dolar AS yang dikhawatirkan memicu berbagai dampak.
Diketahui bahwa saat ini rupiah di angka Rp15.889 per dolar AS.
Berikut dirangkum Okezone, Senin (23/10/2023), fakta rupiah dekati Rp16.000 per dolar AS:
1. Pelemahan Rupiah Terus Berlanjut
Rupiah telah melemah sebanyak 60 poin ke level Rp15.889 per dolar AS, setelah sebelumnya turun ke Rp15.815. Meskipun Bank Indonesia (BI) baru-baru ini menaikkan suku bunga acuan menjadi 6%, pelemahan Rupiah masih terus berlanjut.
BACA JUGA:
2. Dampak yang Terjadi
Direktur Celios, Bhima Yudhistira mengatakan bahwa Rupiah berisiko mencapai Rp16.100 per dolar AS jika tidak ada tindakan mitigasi.
Bhima juga mengingatkan bahwa selisih imbal hasil antara surat utang AS dan SBN tenor 10 tahun sangat kecil, mendorong investor keluar dari pasar keuangan.
BACA JUGA:
3. Masih Aman?
Menurut Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia, Teuku Riefky, Rupiah cenderung stabil setelah BI meningkatkan suku bunga menjadi 6%.
4. Perlu Diawasi
Namun, dia juga mengingatkan bahwa situasi ke depan perlu diawasi. Dia juga merujuk pada instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang seharusnya dapat membantu stabilisasi Rupiah, tetapi efektivitasnya masih harus dilihat.
BACA JUGA:
5. Terancam Pengaruhi Harga BBM
Bhima kembali menuturkan, bahwa BBM biaya impornya juga akan naik. Hal tersebut pun akan berdampak pada BBM nonsubsidi yang akan terus mengalami kenaikan.
Kemudian, dampak lain akibat pelemahan rupiah adalah daya beli masyarakat yang akan semakin menurun.
“Imported inflation akan kita lihat dalam jangka pendek, daya beli masyarakat bakal melemah di akhir tahun,” ujarnya.
6. Harga Barang Elektronik Terancam Naik
Selain itu, Bhima menjelaskan, bahwa pelemahan rupiah juga berdampak pada barang-barang elektronik seperti handphone dan laptop.
“Akan terjadi penyesuaian harga karena biaya impornya dipengaruhi nilai tukar. Apalagi ketergantungan produk elektronik impor sudah cukup tinggi di Indonesia,” pungkas Bhima.
(Zuhirna Wulan Dilla)