Ketika setiap negara mengendalikan inflasinya dengan instrumen kenaikkan suku bunga, maka investor akan cenderung memilih negara dengan suku bunga terendah untuk melakukan ekspansi usahanya. Hal itu bertujuan supaya beban cost of fund perushaan tidak menjadi terlalu berat.
"Di tengah era suku bunga yang tinggi tentu tidak mudah bagi investor ketika mau melakukan ekspansi usaha karena cost of fund akan menjadi lebih besar dan akhirnya investor harus melihat sumber alternatif pembiayaan dan tentu perlu memastikan apakah worth it investasi ke negara tersebut," lanjutnya.
Seperti diketahui Indonesia sendiri mempunyai target untuk mencari investasi hingga Rp1.400 triliun hingga akhir tahun 2024. Hingga kuartal III tahun ini, realisasi investasi sudah mencapai Rp1.053 triliun atau setara 75,2% dari taget tahun tahun ini.
Adapun komposisinya sebesar 53,1% atau setara Rp559,6 triliun merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) dan 46,9% atau setara Rp493,5 triliun merupakan Pejabat Modal Dalam Negeri (PMDN).
(Taufik Fajar)