APBN 2024 untuk Orang Miskin Rp493 Triliun, Sri Mulyani Tak Ingin Kemiskinan Diturunkan ke Anaknya

Michelle Natalia, Jurnalis
Senin 23 Oktober 2023 13:52 WIB
Sri Mulyani tegaskan APBN untuk masyarakat miskin (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan APBN memiliki peran penting yakni alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Berbicara tentang inklusivitas, ada peran distribusi APBN yang mengambil porsi penting.

"APBN 2024, anggaran belanja sosialnya Rp493 triliun, ini sangat banyak untuk inklusi. Jadi bagi untuk pekerja informal, atau bahkan yang tidak bekerja, masyarakat miskin, yang di rumahnya ada orang tua, ada ibu hamil, anaknya masih sekolah, fokusnya adalah bagaimana kalau orang tua miskin tidak diturunkan kemiskinannya pada anaknya," ujar Sri dalam Kuliah Umum: Kebijakan Fiskal di Tengah Konstelasi Ketidakpastian Global di Jakarta, Senin (23/10/2023).

Maka dari itu, negara hadir untuk mengafirmasi inklusivitas dengan pemerintah memotong tali kemiskinan itu. Sejak zaman Menteri Pendidikan Mohamad Nasir, pemerintah sudah menegaskan bahwa anak-anak dari mulai keluarga miskin diberikan beasiswa dan juga imunisasi.

"Agar anak-anak tidak kekurangan gizi, dilakukan juga program pencegahan stunting. Jadi ini sebetulnya pada hulunya, supaya pada hilirnya mencegah anak-anak ini dari tidak berpendidikan, sakit-sakitan, dan kurang gizi, dikasih sekolah tidak bisa sekolah. Itu afirmasi yang disebutkan," sambung Sri.

Kemudian, inklusivitas untuk pekerja, dimulai dari pekerja yang tidak mampu, oleh karena itu asuransi kesehatannya dibayarkan oleh pemerintah. Maka dari itu dari BPJS Kesehatan, ada 98 juta yang gratis.

"Itu bukan berarti mereka bayarnya gratis, itu iurannya dibayar oleh APBN. Kalau kita bicara para pekerja informal, kita sudah meng-introduce Kartu Prakerja, yang bisa diakses oleh mereka yang kurang atau terkena lay off," ucap Sri.

Dia mengatakan bahwa para pekerja informal perlu diformalkan. Maka dari itu, pemerintah meminta BPJS Kesehatan untuk masuk.

"Mungkin mereka mengiur sedikit, dari pendapatannya jual bakso, jual sate, supaya dia punya asuransi hari tua dan itu berarti pemerintah bisa hadir. Jaminan Kehilangan Pekerjaan, ini sekarang ada instrumen untuk memberikan," tambah Sri.

Dia mengatakan bahwa kelompok rentan sangatlah banyak. Dia mencontohkan misalkan masyarakat miskin di Pulau Jawa dan Pulau Papua berbeda, maka intervensinya akan berbeda pula. Belum lagi kelompok yang kurang gizi, tidak ada akses pendidikan, kesehatan, akses modal, akses internet, itu menggambarkan bagaimana APBN dalam upayanya mencapai inklusivitas menggunakan berbagai instrumen.

"Dari mulai belanja infrastruktur, konektivitas, sampai kepada akses modal dan bahkan akses modal diberikan subsidi seperti KUR, UMi," pungkas Sri.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya