JAKARTA - Bakal calon presiden (Bacapres) yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo berbicara di US-Indonesia Investment Summit ke-11 tentang transisi energi, isu perkotaan dan kawasan industri kesehatan.
Ganjar menyebut berdasarkan pakar dari Kyoto Protocol and the Paris Agreement serta sebagainya, dunia sudah bersepakat kakan menuju energi yang lebih bagus untuk lingkungan yang lebih baik.
"Maka kemudian kita melakukan transisi menuju renewable energy, tentu saja dalam konteks bisnis kita membuat beberapa skenario," ujar Ganjar dalam sambutannya di US-Indonesia Investment Summit, Selasa (24/10/2023).
"Kalaulah yang hadir hari ini bisa berkontribusi atau berkolaborasi, rasanya inilah waktu untuk bisa menyiapkan secara bersama-sama," imbuhnya.
Ganjar menyatakan skenario yang pertama, dari 2023-2034 pihaknya punya transisi skenario kita coba untuk meningkatkan transisi energi dari 13,4 persen menuju 31,8 persen di tahun 2034.
"Dibutuhkan kurang lebih Rp1.300 triliun untuk bisa mengeksekusi ini, saya hanya ingin menyampaikan saja karena ini banyak pengusaha, inilah continuity yang bisa kerjakan menuju energi yang lebih ramah dan tentu saja kita membutuhkan dari skenario ini, kalau mau optimis sampai 55,9%, tapi saya kira itu sangat optimistik, kita mau cari yang moderat," jelas Ganjar.
Ganjar mengambil contoh panel surya dan dia tahu ada perusahaan besar disana yang mungkin jika melihat desain ini menjadi kesempatan untuk mengembangkan dan waktunya tidak terlalu lama.
"Tentu saja berikutnya tentunya setelah bicara transisi energi, kita coba buka peluang, kalau saya sebut sebagai ekonomi baru. Nah dari ekonomi baru ini kalau kita lihat dari angle kita, rasa2nya musti lebih efisien lagi," kata Ganjar.
Efisiensi itu, lanjut Ganjar, bisa dilakukan kalau investor-investor kita masuk, pada dasarnya itu tidak terlalu sulit, kemudian pungli musti dibereskan.
"Memberikan kepastian hukum sekaligus pendekatan hukum, yang barangkali para pengusaha menyampaikan kepada saya, apa yang saat ini tidak pernah stabil," kata Ganjar.
"Sehingga kami yang sudah berinvestasi seringkali mendapatkan kendala ketika kemudian perusahaannya mulai berjalan," imbuhnya.
Terkait kawasan industri kesehatan dan isu perkotaan, belajar dari pengalaman Covid-19 kemarin, menurut Ganjar perlu adanya kolaborasi antar banyak negara untuk itu.
(Taufik Fajar)