Beberapa waktu berselang, seorang teman menawarkan Agus untuk mencoba menjadi Agen BRILink. Meski mengaku cukup tertarik, saat itu dia mengaku masih ada keraguan untuk mencoba. Hal ini dikarenakan Agus merasa memiliki banyak keterbatasan, termasuk di antaranya modal. Keterbatasan ini membuat Agus dan sang istri memilih untuk berdiskusi terlebih dahulu agar tak terburu-buru mengambil keputusan.
“Saya sebenarnya cukup tertarik dengan tawaran itu, tapi rasanya hati saya masih ragu. Belum lagi modal kami itu kan terbatas, karena saat itu saya dan istri saya belum punya uang, hanya dari jualan saja sedikit-sedikit kami tabung. Jadi dengan semua keterbatasan itu, saya berpikir apa bisa saya jalankan usaha ini?” tuturnya.
Setelah lama berdiskusi dan menimbang, Agus baru resmi menjadi Agen BRILink pada 2014 bermodalkan tabungan sebesar Rp3 juta. Bukan perjuangan namanya jika tanpa aral melintang, Agus harus menghadapi banyaknya cibiran yang memandang sebelah mata usahanya kala itu. Maklum saja, saat itu belum banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana cara kerja Agen BRILink. Namun, dia memilih untuk tidak mempedulikan cibiran tersebut, dan terus memperkenalkan Agen BRILink kepada pedagang-pedagang pasar.
BACA JUGA:
“Katanya (orang-orang) mah ‘ngapain sih kirim uang di sini? Mending langsung ke bank’. Tapi namanya kita usaha, saya coba terus nggak nyerah, saya keliling untuk memperkenalkan Agen BRILink ke pedagang-pedagang di sini, tujuannya juga supaya mereka terbantu dan nggak ragu bertransaksi di saya,” ucapnya.