JAKARTA – DPR mengusulkan proses audit terhadap proyek LRT Jabodebek, baik terhadap teknologi maupun proses produksinya. Hal ini menyusul banyaknya trainset yang kembali masuk bengkel untuk proses pembubutan roda.
Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak mengatakan proses audit ini dilakukan untuk dapat mengetahui penyebab buruknya kualitas trainset LRT Jabodebek. Dia mengatakan bahwa PT Industri Kereta Api (INKA) selama ini sudah berpengalaman memenuhi permintaan trainset LRT bagi negara lain, yang tentu saja dari sisi kualitas harusnya sudah terjamin. Namun ketika memproduksi trainset di dalam negeri kualitasnya menurun.
"Pertama, audit dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas bahan maupun proses pengerjaannya sudah sesuai standard atau belum? Jika terbukti ada pengurangan kualitas bahan maka ini harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dan penyelidikan faktor-faktor penyebabnya," katanya saat dihubungi, Selasa (31/10/2023).
“Saya khawatir ada praktik rente dalam pengadaan trainset LRT, sehingga kualitasnya tidak memenuhi standar," tambahnya.
Amin menjelaskan bahwa pada Agustus 2023 lalu, pihak Siemens yang ditunjuk sebagai pemasok dan pengelola software untuk operasional LRT Jabodebek memprotes adanya ketidaksesuaian teknis pada 31 trainset LRT buatan PT INKA sehingga tidak kompatible dengan sistem atau software untuk pengoperasiannya.
"Kedua, audit ini penting untuk kepentingan reputasi kemampuan penguasaan teknologi anak bangsa. Jangan sampai reputasi anak bangsa rusak gara-gara penyimpangan non teknis produksi, misalnya praktik rente sehingga terjadi pengurangan kualitas bahan baku," katanya.
Menurutnya, Indonesia telah berjuang agar anak bangsa diberikan kepercayaan dan kita mendorong pemerintah mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Akan tetapi yang terjadi saat ini kata Amin, buruknya kualitas trainset LRT, bisa menurunkan kepercayaan publik akan kemampuan anak bangsa. Padahal bisa jadi persoalannya merupakan faktor non teknis produksi atau kemampuan para insinyur Indonesia, namun karena faktor lain.
"Jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga. Jika dibiarkan, hal ini akan membuat industri kereta api kita sulit melangkah lebih jauh. Padahal kita sedang membangun kepercayaan publik terhadap kemampuan anak bangsa dalam hal teknologi perkeretaapian," katanya.
Sebelumnya, Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan bahwa masalah roda kereta LRT Jabodebek mengalami keausan muncul setelah LRT Jabodebek beroperasi secara komersial.
Dimana terdapat 18 trainset yang antre untuk pembubutan roda. Dari kondisi yang baru ditemukan tersebut, Kuswardoyo mengatakan pihaknya tidak ada persiapan untuk mengatasi permasalahan itu.
"Iya betul. Kita belum menyiapkan apa-apa karena kan selama ini sarana itu masih menjadi tanggung jawabnya produsen. Nah ini pada saat setelah dikerjakan oleh kita, kita baru tahu bahwa ternyata tingkat keausannya sedemikian tingginya," katanya saat ditemui di kawasan Menteng.
Kuswardoyo mengungkapkan bahwa ketika mengetahui masalah tersebut, pihaknya kemudian langsung memesan roda LRT Jabodebek sebanyak 1.000 kepada PT Industri Kereta Api (INKA).
Dia berharap 1.000 unit roda tersebut akan tiba di Depo LRT Jabodebek paling lambat pada Januari 2023. Dan itu dilakukan secara bertahap. Ia mengatakan pihaknya juga telah mengirimkan surat kepada Kemenhub untuk dilakukan penambahan mesin bubut.
"Jadi makanya kemudian kita pesan roda, cepat-cepat pesan roda juga. kemudian kita juga mengusulkan untuk melakukan sejumlah perbaikan. dan ini yang mengerjakan bukan hanya kita sih," katanya.
Adapun saat ini, Kuswardoyo mengatakan bahwa hanya 9 trainset yang dioperasikan dan juga melakukan pelambatan terhadap laju keretanya.
Hal itu dilakukan guna mengurangi gesekan roda agar tidak terlalu cepat haus. Pasalnya saat ini rerata 9 trainset yang dioperasikan juga perjalananya telah mencapai di atas 15.000 km.
"Sementara di LRT sendiri, 20.000 km roda itu, dia sudah terkena keausan antara 4-8 mm. Nah, standar atau aturan di peraturan dinas kita bahwa tidak boleh mencapai 8 mm tingkat kausan. Jadi rata-rata di LRT itu ketika dia sudah mencapai 5-6 mm, akan kita bubut," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)