JAKARTA - Jika terpilih sebagai Presiden Indonesia pada tahun 2024, Ganjar Pranowo menyatakan bahwa salah satu prioritas utamanya adalah menjamin stabilitas kebutuhan harga pokok.
Sebelumnya, ia telah memaparkan tujuh rencana aksi besar yang jika terpilih menjadi Presiden Indonesia masa depan, akan dilaksanakan dalam kapasitasnya sebagai mantan Gubernur Jawa Tengah yang terkenal dekat dengan masyarakat.
Ganjar Pranowo berdedikasi untuk meningkatkan pasokan dan ketersediaan dengan memperhatikan birokrasi dan memperluas pusat produksi bahan pokok guna menjaga stabilitas harga barang-barang tersebut. Selain itu, ia akan berupaya menjaga keseimbangan antara impor dan ekspor pangan serta mengambil langkah-langkah lain untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan beras.
Ganjar Pranowo juga menekankan bahwa larangan ekspor beras yang diberlakukan oleh Thailand, Vietnam, dan India saat ini menjadi pendorong utama upaya Ganjar untuk mengurangi ketergantungan india pada impor beras. Hal tersebut diungkapkan Ganjar saat menghadiri acara Bicara Gagasan yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada pada 19 September 2023.
Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kenaikan Harga Pokok
Meningkatnya harga pangan dan kebutuhan bahan pokok lainnya adalah hal yang lumrah. Kenaikan harga terjadi pada sejumlah kebutuhan pokok, termasuk gula, telur, kedelai, minyak goreng, gas, dan daging. Misalnya, harga satu
kilogram beras di Kabupaten Tangerang akan naik dari Rp32.000 menjadi Rp35.000 pada tahun 2023.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab harga kebutuhan pokok selalu naik, diantaranya
1. Kenaikkan Permintaan
Permintaan terhadap berbagai barang dan jasa cenderung meningkat selama bulan Ramadhan dan Idul Adha, terutama untuk makanan, pakaian jadi, dan barang-barang terkait perjalanan. Karena penjual ingin memanfaatkan peningkatan permintaan ini untuk memaksimalkan keuntungan mereka, akibatnya harga mungkin naik. Terlihat jelas bahwa kebutuhan akan makanan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan daging semakin meningkat.
BACA JUGA:
2. Biaya Operasional yang Semakin Bertambah
Bisnis tertentu mungkin harus menaikkan biaya operasionalnya, termasuk memperluas pasokan barang atau membayar lembur kepada pekerja yang bekerja lebih lama dari biasanya. Harga jual produk bisa saja naik akibat kenaikan biaya operasional tersebut.
3. Terbatasnya Ketersediaan Bahan Pokok
Beberapa bahan pokok yang sulit didapat menjelang Ramadhan atau Idul Adha adalah minyak goreng, gula, telur, nasi, daging sapi, dan cabai. Jelang Ramadhan, Kementerian Perdagangan atas nama pemerintah memastikan masyarakat mempunyai akses terhadap bahan pokok.
Pemerintah banyak memfokuskan perhatian pada ketersediaan pasokan bahan pokok pada sepekan menjelang Ramadhan, khususnya minyak goreng, gula pasir, telur, dan cabai.
Meskipun kebutuhan pokok tidak diragukan lagi lebih besar menjelang puasa dan hari raya, penawaran tidak meningkat banyak. Beras, sapi, dan kedelai merupakan beberapa komoditas pertanian dan peternakan yang negara ini punya cukup persediaan untuk memenuhi permintaan selama Ramadhan dan Idul Adha.
4. Persaingan Bisnis yang Ketat
Selama bulan Ramadhan dan Idul Adha, banyak bisnis bersaing untuk menarik klien, yang mungkin akan mengakibatkan persaingan yang lebih ketat. Jika perusahaan tidak dapat mempertahankan margin keuntungannya atau harus menaikkan biaya iklan dan promosi agar kompetitif, persaingan ini dapat menyebabkan kenaikan harga.
(Zuhirna Wulan Dilla)