JAKARTA - Kenapa dinamakan Menara Saidah? Pada awalnya Gedung ini memiliki nama Menara Drassindo yang dimiliki oleh PT Mustika Ratu yakni Mooryati Soedibyo.
Dikutip dari berbagai sumber Okezone, Kamis (2/11/2023) kepemilikannya tidak bertahan lama dimana pada Tahun 1995, keluarga Saidah berhasil memenangkan kepemilikan tersebut.
Sehingga nama gedung mulai berganti menjadi Menara Saidah, yang dimana disesuaikan dengan nama sang pemilik, yakni Saidah Abu Bakar Ibrahim.
Dengan melakukan beberapa perubahan, gedung pencakar langit di Jakarta ini digadang-gadang memakan biaya pembangunan hingga Rp100 miliar, dengan PT Hutama Karya yang menjadi kontraktornya.
Walaupun begitu, hal tersebut tidaklah sia-sia dimana Menara ini cukup menarik perhatian para pengusaha-pengusaha untuk mengadakan berbagai acara besar.
Beberapa setelah itu tepatnya di tahun 2007, gedung ini mulai ditinggalkan oleh pada perusahaan dan sudah tiadak ada lagi yang menyewa sehingga terbengkalai.
Dilansir dari berbagai sumber, terdapat 2 alasan utama Menara Saidah ini ditinggalkan oleh para penghuninya hingga bangkrut.
Pertama, bentuk bangunannya yang dikatakan tidak stabil. Konstruksi Menara yang terlihat miring. Kondisi ini mulai dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.
Kedua, adanya masalah internal yang terjadi karena pengelolaan gedung yang tidak jelas. Manajemen Menara Saidah yang dikelola oleh satu keluarga ini meninggalkan beberapa konflik yang berkepanjangan.
Walaupun gedung ini sudah terbengkalai, banyak yang mempertanyakan kenapa tidak dihancurkan saja.
Salah satu alasanannya adalah apabila dihancurkan dapat memberi dampak negatif pada area sekitar gedung, termasuk jalan, bangunan, dan pemukiman penduduk.
(Taufik Fajar)