JAKARTA - Selain menjadi fasilitator perdagangan saham dan surat utang, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memfasilitasi transaksi produk derivatif.
Salah satunya yang akan segera diluncurkan pada kuartal pertama 2024 adalah instrumen investasi kontrak berjangka saham atau Single Stock Futures (SSF).
SSF merupakan produk derivatif keuangan yang memungkinkan dua pihak untuk membeli atau menjual suatu saham dengan harga yang disepakati dan dalam jangka waktu tertentu. Dikarenakan SSF merupakan produk derivatif, produk ini pergerakan nilainya tergantung pada nilai aset yang mendasarinya (underlying), dalam hal ini adalah saham.
Underlying produk derivatif keuangan lainnya selain saham antara lain indeks saham, obligasi, indeks obligasi, mata uang, suku bunga, dan aset kripto.
BEI bekerjasama dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga tengah mengupayakan untuk mempermudah investor bertransaksi produk derivatif.
Beberapa upaya tersebut antara lain dengan memperbanyak hadirnya perusahaan efek yang menyediakan layanan perdagangan derivatif serta mempercepat pembukaan rekening derivatif nasabah melalui pemanfaatan subrekening KSEI untuk penyelesaian transaksi derivatif.
Sebagai informasi, saat ini KSEI tengah mengembangkan subrekening efek yang tidak hanya untuk menyimpan efek, namun juga bisa digunakan sebagai alternatif penyimpanan dana selain penggunaan bank pembayaran sehingga proses penyelesaian akan semakin lebih efisien SSF merupakan produk derivatif yang sudah ada sejak tahun 1980-an dan sangat populer diperdagangkan di berbagai bursa negara lain antara lain Hong Kong, Korea Selatan, Thailand, India, Turki, Rusia, Brasil dan masih banyak lainnya.
Keberadaan Single Stock Futures di suatu bursa memiliki berbagai manfaat, antara lain dalam hal kemudahan mekanisme perdagangan, sarana lindung nilai, sarana leveraging, serta meningkatkan likuiditas dan efisiensi pasar underlying.
Selain itu, dengan adanya produk SSF, investor dapat melakukan jual atau beli kontrak derivatif tanpa harus memiliki underlying-nya terlebih dahulu.
Produk SSF juga dapat digunakan sebagai sarana profit management baik dalam kondisi pasar yang bullish maupun bearish.
Sejalan dengan pertumbuhannya di bursa global, pengembangan produk SSF atau yang dikenal di Indonesia sebagai Kontrak Berjangka Saham (KBS) merupakan salah satu upaya yang dilakukan BEI untuk menyediakan variasi instrumen investasi di pasar modal Indonesia dan mendorong perkembangan pasar derivatif di dalam negeri.
Selain itu, dengan adanya produk SSF sebagai sarana lindung nilai atas investasi yang dilakukan investor pada saham individual di Pasar Modal Indonesia, diharapkan aktivitas transaksi saham di pasar sekunder (spot) juga turut meningkat dan semakin mendorong pendalaman pasar ekuitas di Indonesia.
Spesifikasi SSF yang ditetapkan oleh BEI mengacu kepada best practice bursa global dengan tetap memperhatikan kesesuaian dengan kondisi Pasar Modal Indonesia. SSF akan dikembangkan di Indonesia dengan multiplier sebesar 100 saham dan initial margin 4%. Periode kontrak adalah 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan.