“Sehingga kita bisa menunjukkan kualitas jalan tol yang kita bangun lebih baik. Karena tidak ada lagi yang bisa bangun selain di daftar ini, Waskita, Brantas, PP, HK, Wika, Adhi dan Jaya,” ucapnya.
Direktur Operasi II Dhetik Ariyanto menjelaskan, Jalan Tol ini akan menghubungkan Pelabuhan Patimban dengan Jalan Tol Trans Jawa ruas Cikopo-Palimanan, Jawa Barat dan juga sebagai dukungan pengembangan untuk wilayah-wilayah di sekitarnya.
”Tujuan dibangunnya Jalan Tol Akses Patimban untuk meningkatkan konektivitas di Jawa Barat dan memperlancar arus logistik maupun aktivitas ekspor impor yang bersumber dari kawasan industri Cikarang-Cibitung-Karawang hingga Cikampek menuju Pelabuhan Patimban,” jelasnya.
Jalan Tol Akses Patimban memiliki total panjang 37,05 km di mana sepanjang 14,11 km akan dibangun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan sepanjang 22,94 km akan dibangun oleh Pemerintah dan Waskita akan mengerjakan sepanjang 6,2 Km.
“Waskita akan mengerahkan seluruh sumber daya dan menerapkan teknologi digitalisasi yang saat ini menjadi keunggulan kami dalam pekerjaan konstruksi. Harapannya proyek ini dapat berjalan dengan lancar dengan memperhatikan kualitas terbaik serta selesai dengan tepat waktu,” tambah Dhetik.
Pekerjaan joint operation yang dilakukan Waskita bersama Brantas Abipraya dengan porsi Waskita 60% sementara Abipraya 40%. Proyek dengan sumber pendanaan dari Japan International Coorperation Agency (JICA) ini membutuhkan waktu pengerjaan konstruksi selama 700 hari atau 23 bulan dengan skup pekerjaan meliputi konstruksi jalan, jembatan, overpass, box pendestrian dan box culvert.
Sebagai informasi sebelumnya Waskita telah mengerjakan pekerjaan Paket 5 Terminal Kendaraan Pelabuhan Patimban pada Desember 2022 lalu dengan nilai kontrak Rp3,7 triliun. Proyek ini dikerjakan dengan joint venture (TWWHA), yaitu TOA 60% (Jepang), Waskita 16%, Wakachiku 10% (Jepang), HK 8%, Abipraya 6%, dimana Waskita sebagai leader kontraktor Indonesia dan TOA sebagai leader kontraktor Jepang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)