JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan pernyataan tegas tentang urgensi penanganan perubahan iklim. Menurutnya, upaya serius dan keterlibatan maksimal diperlukan, dan isu ini tidak bisa dianggap enteng.
Dalam upaya mewujudkan agenda pengentasan masalah iklim, Sri menekankan pentingnya peran pembiayaan.
"Diperlukan pembiayaan sebagai aspek kritis dalam agenda iklim. Tanpa pembiayaan, agenda perubahan iklim hanya akan menjadi mimpi," ungkapnya dalam World Bank Event, Climate Change and Indonesia's Future: An Intergenerational Dialogue yang diselenggarakan secara virtual di Jakarta.
Menanggapi pemikiran sebagian anak muda yang merasa cita-cita dapat diraih tanpa konsekuensi atau trade-off, Sri menegaskan bahwa untuk mencapai tujuan, perlu adanya pertukaran yang seimbang.
"Tidak bisa hanya bermimpi. Untuk mencapai tujuan, pasti ada trade-off atau pertukaran yang seimbang, terutama dalam mencapai transisi hijau ini," tambahnya.
Sri melaporkan bahwa dalam kunjungannya ke San Fransisco pekan lalu, ia bertemu dengan berbagai fund manager dan investor besar untuk mendapatkan pendanaan pasar modal. Tujuannya adalah mendukung taksonomi energi hijau dan pemensiunan atau penghentian penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Indonesia.
"Ini bukan hal yang mudah, karena perubahan iklim tidak hanya tentang energi terbarukan. Perlu ada transmisi ke pasar. Investasi untuk transmisi dan distribusi ini luar biasa banyak dan mahal," jelas Sri.
Menteri Keuangan juga mengingatkan agar tidak meremehkan kompleksitas masalah perubahan iklim. Menurutnya, tidak cukup hanya dengan membuat satu panel surya dan mengharapkan semua masalah selesai.