Pembangkit Listrik Energi Bersih Tak Lagi Mimpi

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Selasa 28 November 2023 13:51 WIB
Pembangkit Listrik Energi Bersih Tak Lagi Mimpi (Foto: Dokumen PLN)
Share :

JAKARTA - Tanggal 9 November 2023 menjadi sejarah bagi Indonesia. Komitmen untuk menghadirkan energi bersih ramah lingkungan akhirnya terwujud dengan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung atau Floating Solar PV Cirata yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebab, proyek PLTS Terapung Cirata menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memasok energi bersih untuk sistem kelistrikan wilayah Jawa Bali.

“Hari ini merupakan hari yang bersejarah, karena mimpi besar kita untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dalam skala besar akhirnya bisa terlaksana. Dan, kita berhasil membangun salah satu pembangkit listrik tenaga surya terapung yang terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia,” kata Presiden Jokowi saat peresmian PLTS Terapung Cirata.

Berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) dengan luas 200 hektare, PLTS ini dibangun di atas Waduk Cirata yang berlokasi di tiga Kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat.

PLTS Terapung Cirata mampu menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Sebagai PLTS terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia, PLTS ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton per tahun.

Pembangunan proyek ini sudah berjalan kurang lebih selama tiga tahun dan merupakan bentuk kolaborasi global antara PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.

PLTS Terapung Cirata menjadi contoh dan bukti komitmen PLN menghadirkan energi bersih ramah lingkungan yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tak hanya PLTS Terapung Cirata, sebenarnya sudah ada beberapa pembangkit listrik dari sumber energi bersih atau biasa disebut energi baru terbarukan (EBT) berupa angin, air maupun matahari yang sudah dibangun di Indonesia. Proyek terbaru PLTS tengah dibangun di Ibu Kota Nusantara (IKN) 50 Megawatt (MW)

 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pembangunan PLTS Terapung Cirata menjadi langkah nyata PLN dalam mendukung pemerintah melakukan transisi energi.

“Kita punya misi bersama untuk menyelamatkan bumi, tetapi di sisi lain juga tetap menjaga pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menyejahterakan masyarakat,” katanya.

PLN mengembangkan green enabling transmission line dan smart grid yang merupakan bagian dari skema ARED (Accelerating Renewable Energy Development) di PLTS ini sehingga mampu menyuplai listrik dari sumber EBT yang terpisah dan terisolir menuju pusat demand listrik di perkotaan.

"Listrik dari PLTS Apung Cirata ini adalah 20 kilovolt (kV) yang kemudian kami sambungkan di gardu induk, yang kemudian diubah menjadi 150 kV dan langsung masuk ke transmisi Jawa-Bali. Artinya, ini akan dikonsumsi baik itu oleh rumah tangga maupun oleh industri," kata Darmawan.

Darmawan menegaskan, PLN berkomitmen untuk terus mengakselerasi transisi energi di tanah air dengan meningkatkan bauran EBT hingga 75% atau setara dengan 61 GW sampai tahun 2040.

Darmawan mengatakan siap menjalankan arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan melalui pembangunan jaringan transmisi antarpulau dan smartgrid.

“Kami akan all out menjalankan perintah Bapak Presiden Joko Widodo. Kami saat ini tengah mengusung strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang bisa meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sebesar 75% atau setara 61 gigawatt (GW) hingga tahun 2040,” ucap Darmawan.

 

Strategi tersebut dilakukan melalui pembangunan green enabling transmission line yang akan menghubungkan potensi-potensi EBT di daerah terpencil dengan pusat beban listrik, seperti di Pulau Jawa.

Infrastruktur tersebut juga dilengkapi dengan smart grid mulai dari pembangkitan, transmisi hingga distribusi. Langkah ini menjadi solusi dari tantangan intermittency pada pembangkit listrik seperti surya dan angin, sehingga pasokan listrik dapat tetap andal dan berkelanjutan.

”Dengan strategi tersebut, kita dapat meningkatkan penggunaan pembangkit tenaga surya dan angin dari hanya 5 GW menjadi 28 GW hingga 2040. Kami akan melakukan best effort mengeksekusi arahan Bapak Presiden. Kami siap menjalankan transisi energi demi memastikan kehidupan masa datang lebih baik,” kata Darmawan.

Melalui ARED, pihaknya menargetkan penambahan bauran EBT secara signifikan masuk ke dalam sistem PLN, yakni dari hidropower sebesar 25,3 GW, panas bumi sebesar 6,7 GW, serta surya dan angin sebesar 28 GW.

"Transisi energi ini sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga momentum pembangunan ekonomi yang pesat, mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan pada saat yang sama, menjaga lingkungan," lanjutnya.

Sejak tiga tahun lalu, PLN telah menghapus rencana pembangunan proyek PLTU batu bara sebesar 13 Gigawatt (GW). Langkah ini berhasil menghindarkan Indonesia dari 1,8 miliar ton emisi CO2 dalam kurun 25 tahun.

Diketahui, Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 porsi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 20,9 gigawatt (GW) atau 51,6 % dari total bauran energi primer.

Namun RUPTL yang masih berlaku saat ini akan direvisi. Pemerintah dan PLN telah bersepakat untuk meningkatkan bauran EBT sebesar 75% atau green RUPTL dalam sejarah Indonesia guna mencapai target Net Zero Emissions pada 2060. Kemudian 25% sisanya akan berasal dari gas pada 2040. Dengan begitu, dirinya optimistis, dengan dukungan pemerintah dan komunitas global, transisi energi Indonesia bisa terus didorong.

"Kami sedang dalam proses merancang ulang perencanaan listrik nasional, 75% dari tambahan kapasitas pembangkitan berasal dari energi terbarukan, tidak ada lagi batu bara dalam desain dan pengembangan, sisanya 25% berasal dari gas alam yang sebetulnya pengurangan emisinya sudah sampai 60%,” kata Darmawan.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya