JAKARTA – Aplikasi Mobile JKN menjadi salah satu tools yang dapat membantu dan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan administrasi. Melalui akses yang bisa digunakan di smartphone tanpa terikat waktu, membuat peserta JKN bisa langsung mengakses tanpa harus berkunjung ke kantor BPJS Kesehatan.
Seiring dengan perkembangan teknologi di era digital, hampir semua masyarakat Indonesia menggunakan dan mengandalkan smarthphone. Bahkan, fasilitas kesehatan pun turut memanfaatkan teknologi digital sebagai alat untuk kelancaran pelayanan kesehatan lewat aplikasi yang telah mereka terapkan agar dapat membantu masyarakat.
Saat ditemui di sela-sela kesibukannya, Jesica Mandey (20) menerangkan bahwa aplikasi Mobile JKN memiliki segudanga manfaat yang bisa dimanfaatkan oleh peserta. Mahasiswi di salah satu universitas di Manado ini merasakan fitur dari aplikasi Mobile JKN sangat memudahkan dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
“Sejak pakai Aplikasi Mobile JKN ini, saya tidak perlu repot lagi untuk datang ke kantor BPJS Kesehatan. Semua sudah bisa dilayani hanya dengan memakai Aplikasi Mobile JKN. Banyak keuntungan yang telah saya dapat dari pemakaian Aplikasi Mobile JKN ini apalagi sudah ada kartu digital JKN," kata Jesica dilansir dari laman BPJS, Kamis (14/12/2023).
Menurutnya, Aplikasi Mobile JKN sangat membantu dalam mengurus kebutuhan administrasi kepesertaan tanpa harus datang ke kantor BPJS Kesehatan. Selain itu juga mempermudah dalam melihat status kepesertaan peserta dan bisa langsung mendaftar serta mendapat antrean online di fasilitas kesehatan.
"Misal jika kita ingin berobat ke suatu layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan yang terdaftar, maka kita bisa mendapatkan antrean secara online dengan mudah tanpa basa basi. Selain itu juga sangat membantu bagian layanan fasilitas kesehatan untuk mengurangi banyaknya peserta yang mengantri yang dapat mengurangi efektivitas pelayanan. Melihat risiko yang terjadi jika ada pasien yang sakit dan menunggu antrean yang sangat panjang itu dapat meningkatkan kejadian yang mungkin dapat meningkatkan risiko kepada pasien tersebut," jelas Jesica.