JAKARTA - Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7% dipandang mungkin dan dapat direalisasikan pemerintah ke depan. Target ini salah satu yang akan dilakukan Ganjar Pranowo bersama Mahfud MD.
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengatakan, visi misi pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD realistis. Di mana keduanya membidik ekonomi nasional tumbuh di posisi 7% pada 2024.
Target Paslon nomor 3 ini meningkat drastis dari pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang berada di angka 5%.
Anthony menilai, penguatan investasi dan industrialisasi menjadi instrumen utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 7%. Menurutnya, tanpa kedua aspek itu pertumbuhan tidak akan terjadi.
“Pertumbuhan ekonomi selalu berdasarkan dari produksi, berarti investasi, tanpa ada investasi tidak ada pertumbuhan ekonomi. Investasi itu diserap oleh masyarakat, pemerintah, ekspor, dan sebagainya, itu dari produksi,” ujar Anthony ketika dimintai pendapatnya, Sabtu (23/12/2023).
Sebagai aspek yang fundamental, lanjut Anthony investasi dan industrialisasi harus menjadi perhatian serius Ganjar-Mahfud, setelah mereka terpilih nanti. Kedua hal itu menyasar berbagai sektor penting baik energi atau pertambangan, pertanian, perikanan, dan lain sebagainya.
“Jadi apa yang harus dilakukan? Ya berarti harus dikerjakan investasi di industri mana saja, sektor mana saja, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan 7%, itu tidak sulit,” bebernya.
Sebagai contoh, Anthony menyinggung ekonomi Jepang pada tahun 50-60 an. Kala itu, otoritas negara setempat memperkuat industri otomotifnya, yang menjadi instrumen penting dalam sejarah ekonomi Negara Matahari Terbit tersebut.
Padahal, Jepang sendiri minim pertanian dan pertambangan. Sehingga pembangunan ekonominya tidak bergantung pada hilirisasi pertambangan dan pertanian.
“Jadi yang dilakukan Jepang tahun 50-60an adalah industrialisasi, mereka tidak ada yang namanya hilirisasi dari tambang, mereka tidak ada tambang, tidak ada pertanian. Pertanian buat mencukupi, tetapi mereka ada industri otomotif Toyota yang mendunia,” beber dia.
(Feby Novalius)