Sementara itu, biaya provisi yang dikeluarkan BNI mengalami penurunan yang akhirnya turut mendongkrak laba. Biaya provisi BNI tercatat turun 20,1% YoY menjadi Rp9,19 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasi, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp695,08 triliun sepanjang 2023 atau naik sekitar 7,6% YoY, lebih rendah dari pertumbuhan kredit industri yang mencapai 10,4% YoY.
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) milik BNI mampu lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan DPK industri yang hanya 3,8% YoY. BNI mampu menumbuhkan DPK sepanjang 2023 sekitar 5,4% menjadi Rp810,73 triliun.
(Dani Jumadil Akhir)