YOGYAKARTA - Bisnis batik masih menarik dan berpotensi karena pasar di Indonesia sangat besar. Bahkan batik menjadi pakaian untuk sekolah, kerja dan keseharian.
Hanya saja bisnis batik dengan platform online memiliki tantangan. Oleh karena itu, masyarakat yang mau merintis usaha batik dengan platform belanja online dapat memperhatikan sejumlah hal berikut ini:
1. Pondasi bisnis
CEO Rianty Batik Aditya Suryadinata mengatakan, dalam membuat usaha yang berkelanjutan tentu dibutuhkan pondasi yang kuat. Dasar ini wajib dimiliki para pelaku usaha.
"Kalau tips dari saya, kalau mau buat usaha sustain dan lama. Harus punya pondasi kuat, tidak ada jalan pindah," ujar Adit dal Workshop Batik Bersama Shop Tokopedia, di Malioboro, Yogyakarta, Selasa (6/2/2024).
2. Branding
Menurut Adit, branding sebuah produk yang mau dijual juga harus kuat. Pelaku usaha mesti membuat produk itu unik.
"Branding misal apa? Batik kualitas premium dengan harga terjangkau," ujarnya.
3. Kualitas Batik
Lanjut Adit, yang mesti diperhatikan dengan baik adalah kualitas yang harus dipertahankan bagaimanapun kondisi usaha. Pasalnya kualitas produk sangat berkaitan dengan kepercayaan pembeli.
"Sempat kejadian bahan baku katun sampai naik dua kali lipat. Itu waktu dekat sebelum pandemi karena dolar kan naik juga. Itu kita pertahanin harganya. Cuma saat itu pandemi kualitas sama karena menyangkut kepercayaan," ujarnya.
4. Jangan Murah-murahan
Adit menyoroti soal perang harga murah-murahan. Menurutnya, pelaku usaha atau UMKM jangan niat jualan dengan harga membanting harga semurah-murahnya supaya laku saja.
Sebab hal tersebut tidak akan bertahan lama. Di mana pembeli nantinya akan beralih ke seller yang harganya jauh lebih murah lagi.
"Kalau cuma berbanding harga murah orang pasti akan pindah ke yang lebih murah. Jadi buat orang sustain pada brand itu," ujarnya.
5. Berani Ambil Risiko
Pengusaha lokal harus berani ambil risiko dengan mempersiapkan produk lebih banyak. Sebab, ketika memutuskan menjual barang secara online harus instan dan cepat.
"UMKM tidak mau ambil risiko dapat pesanan kemudian barang tidak ada. Online kan barang harus ada, harus berani ambil sedikit risiko. Harus ada stok dan itu penting," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)