Kendati begitu, Menparekraf tidak menafikan bahwa mahalnya harga avtur ikut mendorong kenaikan harga tiket pesawat. Kondisi ini terjadi ketika harga minyak mentah dunia ‘menggila’ alias tinggi.
“Ada kontribusinya, tapi pada saat kajian tahun lalu, jadi ini mesti dilihat karena tahun lalu harga minyak dunia sekarang sudah turun,” ungkapnya.
Mahalnya tiket pesawat tahun ini, lanjut dia, disebabkan oleh berkurangnya jumlah pesawat yang beroperasi. Sebaliknya, untuk menekan harga, maskapai penerbangan harus menambah jumlah armadanya. Sandi mencatat, angka pesawat yang dibutuhkan Indonesia untuk rute domestik mencapai 700 armada.
“Jadi per hari ini kita harus kaji menyeluruh karena per tahun lalu yang lebih mengakibatkan harga naik adalah jumlah pesawat yang tersedia untuk melayani rute di Indonesia,” papar Sandi.
“Maka kita harus menambah 700 pesawat, sehingga ada peningkatan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi, ini faktor utama kenapa harga mahal di tahun lalu dan dirasa sampai awal tahun ini,” beber dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)