7 Fakta Stok Beras RI Melimpah tapi Harga Mahal hingga Impor 443 Ribu Ton

Putri Syifa Amelia, Jurnalis
Senin 19 Februari 2024 05:12 WIB
Fakta Stok Beras Melimpah tapi Harga Selangit. (Foto: Okezone.com/MPI)
Share :

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal kelangkaan beras di beberapa ritel modern dan naiknya harga beras.

Presiden Jokowi menunjukkan pasokan beras yang saat ini disebut mengalami kelangkaan di beberapa ritel modern. Beras langka disinyalir gara-gara penyaluran bansos jelang Pemilu 2024.

Kelangkaan beras juga menimbulkan dampak pada kenaikan harga beras.

Berdasarkan penelusuran Okezone, Senin, (19/2/20240), berikut 7 fakta buktikan stok beras aman tapi harga tinggi:

1. Penyaluran Beras SPHP Capai 226 Ribu Ton

Berdasarkan penuturan Direktur Utama Bulog Bayu Khrisnamurthi, dirinya menjelaskan bahwa penyaluran beras melalui Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) mencapai 226.000 ton. Hal ini dilakukan Perum Bulog hingga 12 Febuari 2024.

Beras SPHP merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang disalurkan melalui skema subsidi dengan mengacu HET. Pasokan ini salah satunya berasal dari impor yang dicanangkan pemerintah guna memenuhi stok.

Bayu juga menyebutkan. dalam 10 hari pertama di bulan Februari, pihaknya telah mengucukan 60 ribu ton SPHP.

"Jadi kita betul-betul mendorong (penyaluran) ini karena (SPHP) betul-betul menjadi alternatif," jelasnya dalam Diskusi Media perihal Data dan Fakta Kondisi Perberasan Indonesia Terkini di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta.

2. Rincian Pembagian SPHP

Bayu memaparkan, untuk wilayah Jakarta dan Banten, Bulog telah menyalurkan 78 ribu ton SPHP. Sementara selama Februari 2024, pihaknya telah mengucurkan lebih dari 20 ribu ton khusus untuk wilayah tersebut.

Bayu juga menjelaskan bahwa bantuan pangan yang saat ini dihentikan sementara bisa kembali dilanjutkan setelah proses Pemilu berlangsung.

"Bantuan pangan (bisa) jalan lagi, SPHP bisa terus disediakan, mudah-mudahan produksi terus naik. Karena Februari diperkirakan beberapa ratus ton produksi sudah ada tapi harganya masih mahal jadi mudah-mudahan nanti makin banyak harga bisa terkendali jadi harga di konsumen bisa terkendali lagi," pungkasnya.

3. Jokowi Cek Stok Beras

Jokowi menyambangi Pasar Induk Beras Cipinang setelah dari pameran IIMS 2024 bersama Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

Saat mengecek, Jokowi mendapati stok beras yang masih melimpah.

Sebelumnya, Jokowi juga memastikan bahwa stok beras di Bulog masih cukup banyak, sehingga masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan soal harga dan kelangkaan pasokan.

“Stok beras baik yang medium dan premium di Bulog selalu siap dan selalu ada stoknya. Ini tak perlu dikhawatirkan,” katanya kemarin.

4. Bansos Tak Pengaruhi Kenaikan Harga

Presiden membantah kelangkaan beras terjadi karena adanya bansos beras 10 kg yang merupakan bantuan pangan pemerintah untuk masyarakat.

Dengan tegas Jokowi mengatakan bahwa pemberian bansos beras 10 kg dapat mengendalikan harga beras agar tidak naik.

"Enggak ada hubungannya, tidak ada hubungan sama sekali dengan bantuan pangan beras. Tidak ada hubungannya sama sekali," kata Jokowi usai meninjau Pasar Induk Beras Cipinang, dikutip Jumat (16/2/2024).

Jokowi juga menjelaskan bahwa bansos membantu mengendalikan suplai beras. Suplai tersebut mencegah harga beras kembali naik.

"Karena justru ini yang bisa mengendalikan karena suplainya lewat bantuan sosial ke masyarakat. Sehingga justru itu menahan harga agar tidak naik, kalau ndak justru melompat. Ini rumus suplai dan demand. Suplainya diberikan dan terdistribusi dengan baik otomatis harga terkendali," tegas Jokowi kembali.

5. Banjir Ganggu Distribusi Beras

Jokowi menjelaskan, naiknya harga beras di pasaran disebabkan gangguan distribusi, antara lain karena banjir di wilayah Jawa Tengah.

“Ini masalah distribusi terganggu karena banjir, di Demak kemarin misalnya seperti itu,” kata Jokowi yang ditemui usai menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024 di TPS 10 Gambir Jakarta Pusat.

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan bahwa permasalahan terkait adanya kelangkaan dan kenaikan harga beras dikarenakan suplai dari hasil panen belum masuk. Pendistribusian juga terganggu akibat banjir.

"Ya suplai, suplai itu karena memang panennya belum masuk. Yang dari produksi dipanen belum masuk pasar. Distribusinya juga terganggu banjir di Demak, di Gerobokan itu mempengaruhi tapi sudah saya kira sudah diselesaikan lewat pengiriman dari Bulog juga ke daerah, Bulog ke pasar induk Cipinang," katanya.

6. Zulhas Ungkap Penyebab Mahalnya Betas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan buka suara soal mahalnya harga beras. Dia menilai faktor yang menyebabkan harga beras melambung dan mengalami kelangkaan adalah karena banyak pedagang beras eceran yang tak mau menjual beras dari Perum Bulog.

Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan fenomena ini terjadi karena harga beli yang terlalu mahal, sehingga keuntungan bagi penjual ritel terlalu sedikit. Diketahui, Perum Bulog telah mengizinkan para pedagang eceran untuk membeli beras SPHP yang merupakan program Stabilitas Pasokan Harga Pangan.

“Pasar agak malas jual beras Bulog yang berasnya bagus, tapi harganya (keuntungan) murah. Untungnya cuma Rp200, maka subsidinya sekarang dinaikkan jadi Rp500, dipacking 5 kilo,” kata Zulkifli saat ditemui di TPS 179, Kelurahan Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur.

Selama ini masyarakat, terangnya, membeli beras SPHP seharga Rp10.900 per kilogram, sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Harga beli tersebut dinilai memberikan keuntungan yang tipis, sehingga membuat peritel mengambil dari pihak lain.

“Nah untuk mengatasi harga mahal itu, pemerintah melalui bulog supply ke pasar-pasar sekarang 100.000 ton sampai 200.000 ton, sekarang ditingkatkan menjadi 250.000 ton per bulan,” terangnya.

Adapun Zulhas juga menyinggung faktor panen yang lambat sehingga mengganggu persediaan.

“Kelangkaan memang karena panen lambat, tapi kan kita sudah isi dengan impor,” tandasnya.

7. Impor 443 Ribu Ton Betas

Indonesia telah mengimpor beras 443 Ribu Ton di Januari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beras Indonesia pada Januari 2024 tercatat sebesar USD279,2 juta.

Impor beras turun 16,73% secara bulanan, namun naik 135,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Dapat kami sampaikan impor beras Januari 2024 senilai USD279,2 juta. Sebagai perbandingan, impor beras pada Januari 2023 tercatat USD118,7 juta," jelas Plt Kepala BPS Amalia Widyasanti.

Amalia mengatakan, impor beras terbanyak berasal dari Thailand dengan volume mencapai 237,64 ribu ton, dari Pakistan 129,78 ribu ton dan dari Myanmar 41,64 ribu ton.

"Dari Thailand senilai USD153 juta kemudian dari Pakistan senilai USD79,3 juta dan ketiga dari Myanmar senilai USD23,98 juta. Pertumbuhan nilai impor beras secara month to month turun sebesar 16,73% tapi secara year on year naik sebesar 135,12%," tuturnya.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya