JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap, kesepakatan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dapat ditandatangani Senin 26 Februari 2024.
"(Pak Vale kabarnya Senin deal-dealan?). Ya kita juga berharap demikian karena sudah dekat lah ini," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Jumat (23/2/2024).
Diakui Dadan, harga saham divestasi itu juga telah disepakati.
"Saya tahu sudah deal aja, Pak Menteri kan sudah menyampaikan indikasi dari sisi harga," lanjutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif memang telah menyebutkan bahwa harga divestasi saham Vale yang telah disepakati dengan MIND ID sekitar Rp3.000 per lembar saham.
Sejalan dengan itu, Dadan juga bilang bahwa divestasi memang merupakan kewajiban yang telah diatur dalam regulasi. Ia pun menjamin bahwa ada kepastian perpanjangan kontrak yang habis pada 2025 tersebut.
"Ya kan dua-duanya nempel ya (divestasi-perpanjangan kontrak). Masa udah divestasi kontraknya gak diperpanjang, dalam arti kalau tidak diperpanjang rencana sekarang tidak bisa dijamin berlanjut," terang Dadan.
Sebagai informasi, Kontrak Karya bagi Vale Indonesia telah diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga 28 Desember 2025 mendatang. Vale berhak atas penambangan dalam luas konsesi seluas 118.017 hektar. Meliputi Sulawesi Selatan (70.566 hektar), Sulawesi Tengah (22.699 hektar) dan Sulawesi Tenggara (24.752 hektar).
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga telah menargetkan kesepakatan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke MIND ID akan terlaksana pekan depan. Hal ini setelah adanya kesepakatan soal nilai transaksi penjualan saham disetujui pemerintah dan INCO.
Adapun MIND ID dan para pemegang saham Vale Indonesia telah menyepakati harga divestasi saham sebesar 14 persen. Bocorannya, harga saham yang dilepas berada di kisaran Rp3.000 per lembar.
Erick menjelaskan, hasil negosiasi akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlebih dahulu dan bila disetujui Kepala Negara, maka penandatanganan divestasi segera dilakukan.
“Saya akan melaporkan daripada kesepakatan Vale yang, di mana Kementerian BUMN, Kementerian Investasi dan Kementerian ESDM bersama-sama secara berkesinambungan melakukan negosiasi ini,” ujar Erick saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/2/2024).
"Jadi nanti, kalau harga sudah benar-benar kita laporkan ke bapak Presiden dan pak Presiden sudah meng-ok-kan, baru nanti sudah penandatanganan kerja sama, ya antara BUMN dan Vale,” papar Erick lebih lanjut.
Pemerintah, lanjut dia, berharap pelepasan 14% saham Vale segera dirampungkan. Adapun, pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada Limited (VCL) dengan kepemilikan 43,79%.