JAKARTA - Komisi IV DPR meminta agar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman jangan gampang percaya atau dibohongi soal data pangan, terutama data produksi beras.
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menilai, banyak persoalan pangan yang terjadi saat ini. Sehingga, data-data yang diperoleh Mentan pun harus akurat atau sesuai dengan kondisi di lapangan.
Sudin pun menyinggung perkara masa lalu, di mana pada 2022 Kementerian Pertanian mengungkapkan rencana Indonesia mengekspor beras ke China. Kala itu, eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut Indonesia juga bakal mengekspor beras ke Brunei Darussalam dan Arab Saudi.
Waktu itu, disebut-sebut permintaan beras dari tiga negara cukup besar. China misalnya diklaim mengajukan permintaan impor beras sebesar 2,4 juta ton per tahun, Brunei Darussalam 100.000 ton per tahun, dan Arab Saudi 1.500 ton per tahun.
Bahkan, Kementan juga sempat mencatatkan Indonesia akan surplus beras sebesar 7 juta ton. Sayangnya, klaim ini tak sesuai karena Indonesia justru mengimpor beras dari sejumlah negara mitra sejak dua tahun belakangan ini.
“Jadi waktu 2022 di bidang ekspor beras ke China itu kan lucu, ada juga yang ngomong surplus 7 juta ton, jadi pak Menteri jangan lagi mau dibohongi lagi soal data pak menteri,” ujar Sudin saat rapat kerja (raker), Rabu (13/3/2024).
“Kalau ngomong tuh gampang ya kan, ‘wah sekian juta ton, surplus’ kalau kita bedah ke belakang inikan masih banyak masalah iya kan, sekali lagi pak Menteri jangan gampang dibohongin masalah data,” paparnya.