Diketahui, bisnis es krim menyumbang sekitar 16% dari penjualan global Unilever, dan di beberapa negara menyumbang sepertiga atau 40%.
Kemudian Unilever juga meluncurkan program untuk menghemat biaya sekitar 800 juta euro (USD869 juta) selama tiga tahun ke depan.
Hal ini berdampak pada sekitar 7.500 karyawan secara global, sebagian besar berbasis kantor, dengan total biaya restrukturisasi diperkirakan sekitar 1,2% dari keseluruhan omzet selama periode tersebut.
Pemangkasan ini akan berdampak pada sekitar 5,9% karyawan Unilever yang berjumlah sekitar 128.000 orang. Adapun langkah ini merupakan rencana strategi dari Schumacher yang menjadi CEO pada Juli tahun lalu, dan pada Oktober 2023 menyusun rencana untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor dengan menyederhanakan bisnis setelah mengakui Unilever berkinerja buruk dalam beberapa tahun terakhir.
“Perusahaannya akan fokus pada 30 merek utama yang menyumbang 70 persen dari penjualannya dan berupaya meningkatkan margin kotor dan tidak melakukan akuisisi besar atau transformasional,” jelasnya.
(Taufik Fajar)