“Alhamdulillah, ini kabar gembira untuk petani seluruh Indonesia, bapak Presiden sampaikan memutuskan pupuk ditambah dua kali lipat. Jadi, dulunya 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton dan itu sudah diputuskan di atas (Presiden), jadi ini kabar baik,” tuturnya.
Namun, dia juga mengungkapkan kabar buruk yang harus diterima petani adalah berkurangnya pupuk kuantum. Pastinya berkurangnya pupuk jenis ini dampaknya telah dirasakan para petani dan akan segera dilakukan upaya mitigasi terkait hal tersebut.
Langkah–langkah yang akan dilakukan pemerintah untuk memitigasi risiko menekan dampak yang akan terjadi adalah merevisi regulasi Kartu Tani dengan menggunakan KTP dan melaksanakan akselerasi tanam.
(Taufik Fajar)