JAKARTA - Perang Israel dengan Iran semakin memanas dan saling serang. Iran baru saja melancarkan serangan drone dan rudal yang membuat ledakan di Israel.
Kondisi ini pun dinilai mempengaruhi pasar saham. Di mana saham-saham sektor energi bakal mendapat sentimen negatif.
Ahli Strategi Morgan Stanley dan RBC Capital Markets dalam risetnya menyampaikan bahwa seminggu terakhir kembali seruan bullish pada saham-saham energi.
Dalam catatannya, Lori Calvasina dari RBC menyebutkan meningkatnya risiko geopolitik dan penerimaan yang semakin meningkat terhadap gagasan bahwa perekonomian sebenarnya cukup kuat.
Analis juga mencatat valuasinya relatif rendah. Sektor energi S&P 500 diperdagangkan 13 kali lipat perkiraan pendapatan 12 bulan ke depan dibandingkan dengan hampir 21 kali lipat untuk keseluruhan S&P 500, menurut LSEG Datastream.
Harga minyak bisa terpukul jika ketegangan di Timur Tengah mereda, atau jika pertumbuhan global mulai goyah, sehingga berpotensi mengaburkan prospek saham-saham energi.
Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan mengarahkan investor ke sektor lain yang memiliki kinerja baik tahun ini, seperti industri dan keuangan.
Perusahaan-perusahaan di S&P 500 diperkirakan akan meningkatkan pendapatan sebesar 9% tahun ini, menurut data LSEG IBES. Demikian dilansir dari Reuters, Minggu (14/4/2024).
Sementara itu, Kepala Investasi Marta Norton mengatakan perusahaannya memiliki saham perusahaan pipa energi dan Master Limited Partnerships, atau MLP lainnya, yang dapat melindungi dari kenaikan inflasi.
Namun, dia yakin perekonomian akan mulai melambat dalam beberapa bulan mendatang, sehingga memungkinkan The Fed menurunkan suku bunga pada bulan Juni.
“Apa yang kita lihat saat ini adalah penentuan waktu mengenai poros The Fed dan waktu mengenai bagaimana perekonomian sebenarnya melambat.
Sementara itu, Wall Street pekan depan akan dibayangi saham-saham energi AS yang melonjak karena para investor mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga minyak dan perekonomian yang lebih kuat dari perkiraan.
Hal itu terjadi sembari berupaya melindungi portofolio mereka dari kekhawatiran akan bangkitnya kembali inflasi.
Sektor energi S&P 500 (.SPNY), naik sekitar 17% pada tahun 2024, kira-kira dua kali lipat indeks yang lebih luas (.SPX), pengembalian tahun ini.
(Feby Novalius)