JAKARTA - Pemerintah mengantongi Loan Agreement (perjanjian pinjaman luar negeri) untuk membangun proyek MRT Jakarta East-West. Setelah mengantongi surat perjanjian utang dari Asing itu, maka tahap selanjutnya segera masuk dalam proses konstruksi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap, Loan Agreement tersebut menjadi langkah awal komitmen bersama dalam pelaksanaan pembangunan yang sesuai target.
"Saya harap ini menjadi langkah awal menuju kerja sama yang bermanfaat antara kedua pihak dalam mengembangkan konektivitas," ujar Menhub dalam keterangan resminya, Jumat (26/4/2024).
MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan terbentang sepanjang 84 km dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi. Dalam pengerjaannya, akan terbagi menjadi 4 (empat) tahap pekerjaan, yaitu Fase 1 Tahap 1 (Tomang - Medan Satria sepanjang 22,7 km), Fase 1 Tahap 2 (Kembangan - Tomang sepanjang 9,2 km), Fase 2 Timur (Medan Satria - Cikarang sepanjang 21,8 km) dan Fase 2 Barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).
MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan terintegrasi dengan koridor Utara-Selatan dengan titik temu di Stasiun Thamrin yang saat ini sedang dibangun.
Rencananya pada tahap awal pembangunan, Fase 1 Tahap 1 dari MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan memiliki 21 stasiun yang terdiri dari jalur bawah tanah dari Roxy hingga Galur dan stasiun layang dari Tomang—Grogol dan Cempaka Baru—Ujung Menteng. Selain itu, pada tahap ini juga akan dibangun depot di kawasan Rorotan dengan jalur akses sepanjang 5,4 km.