JAKARTA – Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sudah saatnya memanfaatkan sumber daya di luar Pulau Jawa. Pasalnya selama ini pulau Jawa masih dianggap sebagai pusat dari segalanya,
Kepala Balai Besar Survey dan Pengujian EBT Harris Yahya mengatakan, sebagai negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah Indonesia telah berkomitmen untuk memanfaatkan sebaik mungkin.
“Kita harus sadar bahwasanya di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan bahkan Papua maupun Kepulauan di Nusa Tenggara, kita masih memilki sumber daya yang dapat dimanfaatkan agar kita bisa menekan pengurangan penggunaan emisi dalam 10 tahun ke depan,” kata dia dalam Sustainability Recognition Forum “Unlocking Energy Efficiency”, Jumat (17/5/2024).
Menurutnya, suplai dari sektor energi merupakan permasalahan utama yang harus hadapi. Jika RI tidak bisa memanfaatkan kekayaan ataupun tidak bisa mengelola sumber yang ada maka dalam waktu dekat kita akan kehilangan segalanya.
“Apa yang perlu kita sadari juga adalah pada saat ini, penggunaan bahan bakar fosil masih berada di angka 83,3%, itu merupakan angka yang sangat tinggi, kita mengkonsumsi 1,5 Juta barel bahan bakar fosil per hari nya, padahal kita hanya mampu memproduksi 600 ribu barel per hari,” ucapnya.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, kami membutuhkan para industri dan juga para Masyarakat untuk ikut membantu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Sementara itu, Country Sales Manager, Business Unit Solutions Asia Pacific Endress+Hauser Indonesia Madhav Raskar menjelaskan, untuk mengurangi emisi sebuah industri harus bisa mendapatkan parameter yang tepat dan sesuai.
“Kita harus mampu menganalisis data dan memberikan saran untuk bagaimana agar energi-energi ini dapat dikelola dengan lebih baik,” kata dia.
Dia memberi contoh jika industri kimia ingin mengetahui seberapa jauh efisiensi perusahaan mereka dalam mengolah energi. Hal yang harus ditanyakan adalah berapa banyak penggunaan energi yang ingin mereka kurangi?
“Dengan begitu aka nada beberapa kemungkinan ataupun output yang bisa dicapai oleh perusahaan tersebut,” tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)