Menkop Dorong UMKM Ubah Pola Pikir Jadi Enterpreneur Kuat

Putra Ramadhani Astyawan, Jurnalis
Jum'at 24 Mei 2024 15:42 WIB
Share :

BOGOR - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya mengubah pola pikir pelaku usaha mikro dari sekadar survival menjadi bermental kuat enterpreneur.

"Problemnya itu ada di pola pikir usaha mikro yang merasa sudah cukup. Karena, awal berbisnisnya hanya untuk menghidupi keluarga," kata Teten dalam acara Meet Up Forum Pendampingan Usaha Mikro Mandiri di Kota Bogor, Rabu (22/5/2024).

Teten mengakui, ada masalah yang menjadi kendala pelaku usaha mikro untuk tumbuh yaitu, sulit mengakses pasar, bahan baku, hingga akses ke teknologi.

"Oleh karena itu, program pendampingan usaha mikro seperti ini dari hulu hingga hilir harus terus dilanjutkan dan diperkuat," ungkapnya.

Sebab, dia melihat banyak peluang dan kesempatan bagi pelaku usaha mikro untuk berkembang. Dicontohkannya, usaha mikro di Jepang yang sukses membangun produk oleh-oleh khas Negeri Sakura dengan kemasan super cantik.

"Peluang produk usaha mikro itu adanya di toko oleh-oleh. Maka, kemasan produk harus berkonsep gift atau kado, seperti yang dilakukan di Jepang," tambah Teten.

Oleh karena itu, program pendampingan usaha mikro mandiri seperti ini harus dilanjutkan dengan memadukan dan memperkaya pola atau strategi yang terintegrasi ke depan. "Kedepankan kolaborasi dan sinergi dengan stakeholder dan komunitas kreatif UMKM untuk mendukung kesuksesan program. Seperti agenda kerja sama yang akan dirilis bersama ITB dan UGM. Program inkubasi seperti ini sudah tepat," ucapnya.

Teten pun berharap ke depan dengan UMKM berbasis kewirausahaan, akan tumbuh ekonomi baru di subsektor UMKM, tidak hanya kuliner, fesyen, ataupun kriya. Namun juga UMKM di bidang jasa dan digital seperti games, aplikasi, film, musik, dan fotografi.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius menjelaskan, program pendampingan usaha mikro mandiri ini bertujuan untuk memberikan akses dan ruang bagi pelaku usaha mikro dalam meningkatkan skill serta kemampuan entrepreneurial dan manajerialnya.

Termasuk akses untuk sertifikasi produk (Sertifikasi Halal, SPP-PIRT, dan HKI) hingga akses perbankan maupun lembaga keuangan lainnya dan menyediakan media showcase produk unggulan dan jejaring pasar bagi peserta.

"Juga meningkatkan komitmen dan sinergi berbagai pihak dalam program pendampingan berkelanjutan bagi pelaku usaha mikro," kata Yulius.

Tahun ini, pihaknya akan menggandeng dua perguruan tinggi untuk melanjutkan program tersebut, yaitu dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gajah Mada (UGM).

"Kami berharap ekosistem pendampingan usaha mikro semakin kuat dan berkembang untuk menumbuhkan ekonomi baru dan juga eksisting usaha mikro yang naik kelas, mandiri, juga berkelanjutan," kata Yulius.

Terkait capaian program ini pada 2023, menunjukkan bahwa 36 persen peserta program naik omzetnya, 28 persen mengalami kenaikan aset, dan 23 persen bertambah tenaga kerjanya. "Selain itu, program ini juga menghubungkan peserta dengan akses pemasaran ke agregator," katanya.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya