Bisnis Minuman Boba Mulai Merosot, Ini Alasannya

Saskia Adelina Ananda, Jurnalis
Minggu 26 Mei 2024 10:00 WIB
Bisnis Minuman Boba Merosot (Foto: Freepik)
Share :

Lili, seorang dosen muda berusia 30 tahunan, yang tinggal di kota Guangzhou, China selatan, pertama kali mencicipi minuman boba saat ia duduk di bangku sekolah dasar.

Sekarang, ia tidak bisa bertahan lama tanpa meminum teh boba.

“Teh boba adalah hiburan yang mudah didapat, jadi saya cukup sering meminumnya,” kata Lili dikutip BBC Insonesia, Minggu (26//5/2024).

Tina, seorang pekerja kantoran dari Beijing yang juga berusia 30-an tahun, memiliki pendapat serupa.

Ia pernah mencoba minuman boba saat ia masih kecil. Sekarang, ia meminumnya beberapa kali dalam sepekan.

Tina sering memesan minuman boba bersama-sama dengan rekan kerja dan teman-temannya dari beragam toko minuman boba terkenal di China.

Lili, Tina dan jutaan orang lainnya telah menumbuhkan bisnis teh boba China hingga menjadi industri berskala nasional yang keuntungannya bisa mencapai 145 miliar yuan (sekitar Rp 320 triliun), menurut estimasi Asosiasi Perusahaan Waralaba & Toko Cabang China.

Kunci keberhasilan dari industri minuman boba adalah inovasi.

“Rasa dan resep baru terus diluncurkan secara konstan,” kata Jason Yu, analis dari tim peneliti konsumer di Kantar Worldpanel.

Strategi inilah yang membuat Lili tertarik. Ia mengatakan “kampanye promosi, kolaborasi merek dan rasa-rasa baru” membuatnya terus membeli.

Pendekatan tersebut juga membantu toko-toko cabang minuman boba terus meluas hingga melampaui kota-kota besar China, kata Yu.

Keberhasilan ini terus berlanjut, bahkan saat pertumbuhan ekonomi China melambat dan konsumen mulai menghemat.

Saham perusahaan boba China 'berjatuhan'

Minuman boba mampu “menyediakan kebahagiaan murah bagi konsumen di China,” kata Yu. Ia merujuk pada “variasi kisaran harga” dari produk-produk yang ditawarkan oleh berbagai macam toko minuman boba.

Namun, beberapa investor belum memiliki ketertarikan yang sama terhadap minuman boba.

Demi meraup keuntungan dari tren yang meluas, beberapa perusahaan minuman boba mulai menjual saham di pasar selama beberapa tahun terakhir.

Bulan lalu, perusahaan minuman boba terbesar ketiga di China, Sichuan Baicha Baidao Industrial, atau dikenal sebagai Chabaidao, meluncurkan sahamnya di pasar untuk pertama kali.

Tetapi harga sahamnya jatuh pada hari pertama penjualan dan sejak itu tidak pernah pulih.

Saham perusahaan boba lain, Nayuki yang berbasis Shenzen, juga anjlok pada hari peluncurannya. Nilai saham Nayuki telah turun lebih dari 80% sejak peluncurannya di Hong Kong hampir tiga tahun yang lalu.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya