Rupiah Melemah Lawan Dolar AS, Keok ke Level Rp16.286 per USD

Anggie Ariesta, Jurnalis
Rabu 05 Juni 2024 15:58 WIB
Rupiah melemah hari ini. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah 66 poin atau 0,41% ke level Rp16.286 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (6/5/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.265 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi lowongan pekerjaan yang lemah pada hari Selasa menambah dugaan ini, terjadi hanya beberapa hari setelah lemahnya data indeks manajer pembelian dan penurunan peringkat produk domestik bruto. Lowongan kerja, yang mengukur permintaan tenaga kerja, turun 296.000 menjadi 8,059 juta pada hari terakhir bulan April, terendah sejak Februari 2021.

"Pelaku pasar fokus pada data JOLTS menjelang laporan ketenagakerjaan AS pada hari Jumat, yang diperkirakan menunjukkan 185.000 lapangan kerja baru tercipta pada bulan Mei, naik dari 175.000 pada bulan April," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (5/6/2024).

Namun pasar masih berhati-hati, dengan data nonfarm payrolls yang dirilis pada hari Jumat akan memberikan isyarat yang lebih pasti mengenai pasar tenaga kerja. The Fed juga akan mengadakan pertemuan minggu depan, dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil di tengah sulitnya inflasi AS.

Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang terus meningkatkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga di bulan September.

Selain itu, Bank Sentral Eropa mengadakan pertemuan pada hari Kamis dan diperkirakan akan menurunkan suku bunga. Bank of Canada akan mengadakan pertemuan pada hari Rabu dan investor melihat sekitar 80% kemungkinan Dewan Komisaris akan memangkas suku bunga acuannya untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Dari sentimen domestik, pemerintah menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2025 atau pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto melonjak ke kisaran 2,45%-2,82%. Defisit anggaran yang dirancang tinggi pada 2025 mempertimbangkan pemerintahan baru yang akan melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebagaimana diketahui, tingkat defisit pada APBN 2025 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target defisit tahun ini yang ditetapkan sebesar 2,29% dalam APBN 2024, arena presiden selanjutnya mengusung tema keberlanjutan.

Defisit anggaran yang melebar pada 2025 juga mempertimbangkan pembayaran bunga utang yang meningkat. Pembayaran bunga yang meningkat ini yang perlu di-streamline lagi ke depan. Jika melakukan belanja dengan sumber utang, sebaiknya belanja modal itu revenue based, artinya secara self finance bisa membayar kembali utang-utang itu tersebut.

Selain itu, defisit dan anggaran belanja yang sudah dirancang tinggi oleh pemerintahan saat ini berpotensi mempersempit ruang belanja pemerintahan baru. Di sisi lain, pemerintahan yang baru harus menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 paling lambat 3 bulan setelah dilantik.

Selain itu, terbuka juga ruang bagi pemerintahan baru untuk melaksanakan APBN Perubahan (APBNP) untuk menyesuaikan belanja sesuai visi misi presiden terpilih. Oleh karena itu, penyusunan RAPBN di dalam panitia kerja antara DPR dan Pemerintah harus lebih diperjelas, terutama rancangannya harus bisa menyediakan ruang belanja yang lebih lebar bagi pemerintahan mendatang.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp16.270 - Rp16.340.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya