JAKARTA - Pemerintah sedang melakukan evaluasi komprehensif terkait penghentian izin smelter-smelter RKEF yang memproduksi produk-produk berupa feronikel dan nikel pig iron (NPI).
Indonesia, yang merupakan produsen nikel terbesar di dunia, mengalami penipisan cadangan bijih nikel yang cepat setelah peningkatan investasi hilir, sehingga mendorong pemerintah mencari cara untuk mencadangkan stok produk dengan nilai tambah lebih tinggi, seperti bahan kimia nikel yang digunakan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Pejabat senior Kementerian ESDM, Irwandy Arif, mengatakan pemerintah akan fokus pada pengembangan smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) yang mengekstraksi nikel dan kobalt dari bijih laterit untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate, bahan prekursor.
“Untuk industri baterai dan smelter-smelter yang memproduksi nickel matte,” katanya dikutip VOA Indonesia, Rabu (12/6/2024).
Tidak jelas apakah kemungkinan penghentian ini akan berlaku juga pada izin yang sudah dikeluarkan.