JAKARTA - CEO Boeing Dave Calhoun meminta maaf kepada keluarga korban dari dua kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX pada Selasa 18 Juni 2024 waktu setempat.
Permohonan maaf CEO Boeing Dave Calhoun disampaikan dalam sidang dengar pendapat dengan Sub-Komite Permanen untuk Investigasi di Komite Keamanan Dalam Negeri Senat AS.
Calhoun berdiri untuk berbicara kepada para keluarga korban, yang sebagian di antaranya memegang foto-foto mereka yang meninggal dalam kecelakaan yang terjadi pada tahun 2018 dan 2019, yang secara keseluruhan menewaskan total 346 orang di Indonesia dan Ethiopia.
CEO itu juga menghadapi keluarga John Barnett, seorang whistleblower atau pelapor Boeing yang bunuh diri pada bulan Maret.
"Saya meminta maaf atas kesedihan yang telah kami timbulkan, dan saya ingin Anda tahu bahwa kami berkomitmen penuh untuk mengenang (para korban)," kata Calhoun.
Dalam sidang tersebut, Calhoun menegaskan bahwa Boeing bertanggung jawab atas sistem perangkat lunak utama yang dikembangkan Boeing, yang terkait dengan kedua insiden penerbangan 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia.
Awal tahun ini, Calhoun juga memberikan kesaksian di hadapan Kongres setelah pintu pesawat Boeing 737 MAX 9 terlepas selama penerbangan dari Oregon ke California. Sejak saat itu, banyak pihak mempertanyakan keamanan pesawat Boeing setelah perusahaan tersebut dinyatakan gagal dalam 33 dari 89 audit yang dilakukan Administrasi Penerbangan Federal (FAA).