JAKARTA - Indonesia memiliki sejumlah tokoh yang sukses menduduki posisi penting di Bank Dunia. Keberhasilan ini mencerminkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang kompeten di tingkat internasional.
Terdapat 3 daftar orang Indonesia yang pernah menempati posisi Direktur di Bank Dunia. Jajaran orang ini dipilih karena pencapaian unggul mereka di bidang ekonomi.
Di sisi lain, ada dua wanita Indonesia yang pernah menjadi anggota lembaga keuangan internasional tersebut.
Melansir laman resmi World Bank, berikut Okezone merangkum daftar direktur bank dunia dari Indonesia, Kamis (27/6/2024):
1. Sri Mulyani Indrawati
Dia adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Selama periode 2010 hingga 2016, Sri Mulyani Indrawati menjabat sebagai Direktur Pelaksana dan Chief Operating Officer di Bank Dunia, dengan tanggung jawab mengawasi operasional bank tersebut secara global.
Sebelum bergabung dengan Bank Dunia, Sri memiliki pengalaman sebagai menteri keuangan Indonesia dan juga sebagai menteri koordinator urusan ekonomi. Sebelumnya, dia juga pernah menjabat sebagai kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan direktur eksekutif di Dana Moneter Internasional.
Dalam tugasnya sebagai direktur Bank Dunia, dia bekerja sama dengan negara-negara klien dan anggota untuk merancang strategi operasional yang menanggapi tantangan pembangunan baru dan berkelanjutan.
Strategi tersebut bertujuan untuk mendukung Bank Dunia dalam upaya mengakhiri kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bersama.
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga sering mewakili Kelompok Bank Dunia dalam pertemuan G20 dan forum internasional lainnya. Ia juga bertanggung jawab atas pengaturan strategis dan kerangka kebijakan IDA, yang merupakan sumber bantuan utama bagi 77 negara termiskin di dunia.
Sri Mulyani juga aktif memimpin Dewan Penasihat Kelompok Bank Dunia mengenai Gender dan Pembangunan, yang menghubungkan pemimpin dan ahli global dalam diskusi tentang isu-isu gender, termasuk dari sektor swasta.
Pengalaman Sri Mulyani tidak hanya menjabat sebagai Menteri dan Direktur saja, Ia juga sebelumnya adalah anggota fakultas di Universitas Indonesia dan profesor tamu di Sekolah Kebijakan Publik Andrew Young di Universitas Negeri Georgia. Ia meraih gelar doktor ekonomi dari Universitas Illinois dan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia.
Pada tahun 2016, Sri Mulyani Indrawati mengakhiri masa tugasnya di Bank Dunia setelah dipanggil kembali oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat kembali sebagai menteri keuangan.
2. Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu juga merupakan salah satu direktur Bank Dunia dari Indonesia. Dia menjabat sebagai Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia pada tahun 2020.
Di Bank Dunia, dia berperan penting dalam memperkuat kemitraan global dan mengembangkan kebijakan strategis untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai negara.
Jenjang pendidikan Mari Elka diantaranya memperoleh gelar sarjana dan master di bidang ekonomi dari Australian National University, dan gelar doktor di bidang ekonomi dari University of California di Davis.
Sebelumnya, Mari Elka Pangestu dikenal sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia di tahun 2011 hingga 2014. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia dari tahun 2004 hingga 2011.
Sebagai direktur pelaksana, Mari Elka memimpin serta mengawasi kelompok penelitian dan data di Bank Dunia (DEC), program kerja Kelompok Praktik Global Bank Dunia, dan fungsi Hubungan Eksternal dan Korporat.
Mari Elka sangat dihormati sebagai ahli internasional dalam berbagai isu global. Dia mengepalai Dewan Pengawas Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional (IFPRI) di Washington DC dan memberikan saran sebagai penasihat untuk Komisi Global Geopolitik Transformasi Energi di Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) di Abu Dhabi.
Lebih lanjut, Mari Elka telah mengumpulkan lebih dari tiga dekade pengalaman yang luas di berbagai bidang, termasuk akademis, jalur kedua, organisasi internasional, dan pemerintahan. Pengalamannya mencakup perdagangan internasional, investasi, dan pembangunan dalam konteks multilateral, regional, dan nasional.
Dirinya pernah menjadi Senior Fellow di Columbia School of International and Public Affairs, Profesor Ekonomi Internasional di Universitas Indonesia, serta sebagai asisten profesor di Lee Kuan Yew School of Public Policy dan Crawford School of Public Policy di Australian National University.
Selain itu, dia juga menjadi Anggota Dewan Biro Riset Ekonomi Indonesia (IBER) dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta.
Rekam jejaknya dalam posisi di dewan dan kelompok tugas meliputi kepemimpinan dalam Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDSN), peran sebagai salah satu ketua kelompok ahli untuk Panel Tingkat Tinggi untuk Ekonomi Laut Berkelanjutan, serta partisipasi dalam inisiatif kesehatan WHO dan Equal Access Initiative.
3. Wempi Saputra
Setelah Mari Elka, selanjutnya Wempi Saputra yang pada November 2022 terpilih menjabat sebagai Direktur Eksekutif Grup Bank Dunia untuk Asia Tenggara.
Wempi sebagai direktur eksekutif mewakili Brunei Darussalam, Fiji, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Thailand, Tonga, dan Vietnam.
Wempi Saputra menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dengan gelar Diploma di bidang Kepabeanan dan Cukai pada tahun 1995. Dia kemudian meraih gelar Sarjana (BS) di bidang ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1999, diikuti dengan gelar Magister (MA) di bidang keuangan publik dari National Graduate Institute for Policy Studies pada tahun 2003, dan gelar Doktor (PhD) di bidang Ekonomi dari Nagoya University pada tahun 2012.
Sebelumnya, Wempi Saputra memiliki jabatan sebagai Asisten Menteri Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional di Kementerian Keuangan Pemerintah Indonesia sejak 5 Oktober 2021.
Wempi memulai karirnya di Kementerian Keuangan Indonesia pada tahun 1995 yakni sebagai Direktur Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan serta Kepala Staf Kementerian Keuangan pada tahun 2017. Sebelumnya, Ia menjabat sebagai Kepala Divisi Proses Bisnis di Biro Organisasi dan Proses Bisnis pada tahun yang sama, dan sebagai Chief Change Management Officer di Kantor Transformasi Pusat pada tahun 2014.
Lebih lanjut, dia juga pernah menjadi Wakil Kepala Staf Kementerian Keuangan pada tahun 2012, serta Kepala Kantor Patro Bea Cukai di Direktorat Jenderal Bea Cukai pada tahun 2011.
Selain berdinas di Kementerian, dia juga menjabat sebagai Deputi Keuangan G20 untuk Indonesia sejak 2021, dan memiliki peran ex officio sebagai gubernur dari Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD), dan Direktur Konstituen 11 tahun di Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) hingga Juni 2022.
Sejak 2021 sampai sekarang, Wempi menjabat sebagai Ketua Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Indonesia memiliki sejumlah tokoh yang telah memberikan kontribusi signifikan di Bank Dunia. Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa Indonesia memiliki SDM yang kompeten dan mampu bersaing ditingkat global.
(Dani Jumadil Akhir)