2. Depresiasi hingga 6,58%
Rupiah mengalami depresiasi 6,58% (ytd) senada dengan beberapa negara emerging yang lain, namun Brazil depresiasinya lebih dalam.
"Atau kalau anda sekarang baru mengikuti Jepang mengalami depresiasi yang sangat dalam bahkan pada levelnya sudah comparable dengan 1996, ini juga tentu menimbulkan dinamika dari negara-negara partner dagang kita," ungkap Sri Mulyani.
3. US Treasury naik 4,25%
Menkeu melaporkan US Treasury mencapai 4,25 persen yang relatif tinggi sejak April. Pemerintah Indonesia memang melihat dari pasar keuangan, pasar global dan sukuk bonds menjadi salah satu yang perlu diwaspadai.
"Karena dinamikanya muncul dan terjadi rembesan ke dalam adalah melalui pasar keuangan ini," katanya.
4. Terjadi capital outflow
Pasar SBN mengalami capital outflow Rp42,37 triliun (ytd) atau outflow Rp7,29 triliun secara mtd. Sedangkan untuk pasar saham mencatatkan outflow Rp6,14 triliun (ytd) atau Rp2,01 triliun (mtd).
5. Rupiah menguat
Nilai tukar (kurs) rupiah menguat 30 poin atau 0,19% ke level Rp16.375 setelah sebelumnya di Rp16.405 per dolar AS pada perdagangan, Jumat (28/6/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.416 per dolar AS.
(Taufik Fajar)