JAKARTA - Nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari ini kembali ditutup menguat 41 poin atau 0,25% ke level Rp16.330 setelah sebelumnya di Rp16.371 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.332 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi data ketenagakerjaan ADP yang lebih lemah dari perkiraan dan indeks manajer pembelian yang lemah pada aktivitas non-manufaktur meningkatkan spekulasi terhadap melemahnya perekonomian AS, yang menurut para pedagang akan mendorong The Fed untuk memotong suku bunga lebih cepat.
"Data tenaga kerja yang lemah juga mendorong spekulasi lemahnya data nonfarm payrolls pada hari Jumat. Para pedagang meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan melakukan pemotongan sebesar 25 basis poin pada bulan September," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (4/7/2024).
Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada bulan September hampir 66%, naik dari 59% yang terlihat sehari lalu. Namun, risalah pertemuan The Fed pada bulan Juni menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan masih tidak yakin bahwa inflasi telah turun hingga batas di mana penurunan suku bunga dapat dilakukan.
Beberapa pejabat masih melihat perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk menurunkan inflasi. Beberapa pejabat The Fed, yang paling terkenal adalah Ketua The Fed Jerome Powell, juga memperingatkan pada minggu ini bahwa meskipun bank tersebut telah membuat beberapa kemajuan dalam memerangi inflasi, bank tersebut masih kurang percaya diri untuk mulai memangkas suku bunga.
Pejabat Jepang menegaskan kembali komitmen mereka untuk mempertahankan yen, para pedagang tetap waspada terhadap potensi intervensi dalam beberapa hari mendatang. Para pedagang berspekulasi bahwa pemerintah akan memanfaatkan volume perdagangan yang rendah selama libur pasar AS tanggal 4 Juli untuk melakukan intervensi. Intervensi pemerintah pada bulan Mei terjadi saat hari libur pasar Jepang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)