Rahmadi dan kelompoknya membudidayakan lebah madu di sekitar rumah. Kotak tempat sarang lebah diletakkan di atas bangku kecil di halaman rumah.
Lebah yang dibudidayakan adalah jenis apis trigona, berwarna hitam, berukuran kecil sekitar 4 milimeter dan tidak menyengat.
Biasanya bersarang pada lubang pepohonan, membentuk sarang berbentuk bulat-bulat kecil menyerupai gentong berdiameter satu sentimeter. Dari sarang berbentuk gentong tersebut, madu bisa langsung disesap dengan menggunakan sedotan.
Rahmadi menjelaskan madu trigona merupakan produk unggulanya. Produk Madu diberi merek Biene dijual dalam bentuk curah maupun kemasan. Madu curah biasa dikirim ke Pekanbaru.
Sementara produk kemasan 225 ml dijual di kisaran Rp65 ribu – Rp75 ribu, secara daring di marketplace dengan pembeli beragam dari seluruh Indonesia. Produk sudah mendapatkan izin PIRT (Pangan, Industri Rumah Tangga) dan sertifikasi halal.
“Madu trigona menjadi unggulan. Per kati atau sebotol kecap kaca, kira-kira 650 mililiter harganya Rp250 ribu,” katanya.
Madu lebah Trigona merupakan salah satu dari madu yang dikenal sebagai pendukung imunitas tubuh, banyak dicari ketika selama pandemi Covid-19. Permintaan madu tidak hanya dari Bengkalis dan Pekanbaru saja, tapi datang dari luar daerah. Total pendapatan kelompok saat ini sudah ratusan juta rupiah.
Keberhasilan Rahmadi dan anggota kelompoknya, mendorong minat warga lain untuk belajar budidaya madu. Menurutnya sudah ada 50 orang dari Desa Tanjung Leban dan 60 dari luar desa yang berbagi ilmu budidaya lebah madu.
“Sekarang kami menjadi pionir dalam kegiatan budidaya madu hutan gambut di kawasan Kecamatan Bandar Laksamana, melalui penerapan budidaya dan pemanenan yang berorientasi ramah lingkungan," katanya.
Sementara, Jr. Officer II Commrel & CSR KPI Sungai Pakning Rahmad Hidayat memaparkan pihaknya memanfaatkan hutan gambut yang ada di wilayah Sungai Pakning dengan membuat budidaya lebah madu hutan gambut ramah lingkungan sebagai alternatif bagi para petani yang mencari madu di hutan. Kilang Sungai Pakning berada di wilayah pesisir Provinsi Riau, berseberangan dengan Pulau Bengkalis.
“Ini juga dapat menjadi cara mencegah adanya kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian para pencari madu yang menggunakan api untuk mengusir lebah,” jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)