JAKARTA - Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) berharap suku bunga acuan atau BI Rate akan tetap bertahan pada level 6,25% setidaknya hingga akhir tahu. Hal ini meringankan beban industri yang saat ini tengah bergelut dengan berbagai tantangan.
Ketua Umum GAPMMI Adhi Lukman, mengatakan industri makanan dan minuman saat ini tengah menghadapi tantangan, seperti kenaikan biaya logistik dan modal.
Adhi menjelaskan sebagian besar industri makanan dan minuman memiliki pinjaman bank, rata-rata sekitar 70%. Kenaikan bunga bank akan otomatis meningkatkan biaya di tengah biaya logistik yang juga melonjak.
Menurutnya, kenaikan biaya logistik di beberapa negara kini mencapai tiga kali lipat, dan kesulitan mendapatkan kontainer memaksa industri untuk meningkatkan persediaan mereka, yang tentu membutuhkan modal tambahan.
“Kalau dulu cukup stok dua minggu. Sekarang satu bulan, bahkan ada bahan baku tertentu yang harus dua bulan stok. Peningkatan stok ini membutuhkan modal dan kenaikan bunga akan mempermahal modal,” ujar dia pada Selasa (23/7/2024).