Utang Amerika Tembus Rp567 Ribu Triliun, Sinyal Bahaya!

Gibran Khayirah Tavip, Jurnalis
Selasa 30 Juli 2024 14:00 WIB
Utang Amerika Tembus Rp567 Ribu Triliun (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) melaporkan total utang publik pemerintah federal AS) telah melampaui USD35 triliun atau setara Rp567 ribu triliun.

Menurut Daily Treasury Statement yang baru dirilis, total utang publik outstanding naik menjadi USD35 triliun pada Jumat (26/7). Data tersebut diperbarui pada akhir setiap hari kerja dengan data dari hari kerja sebelumnya.

Hanya tujuh bulan lalu, utang nasional AS tercatat melampaui USD34 triliun pada akhir Desember 2023. Tiga bulan sebelumnya, AS mencapai tonggak bersejarah dengan total utang melampaui USD33 triliun.

"Peminjaman ini terus berlanjut, gegabah, dan nekat," kata Maya MacGuineas, Presiden Committee for a Responsible Federal Budget, dalam sebuah pernyataan.

"Namun terlepas dari semua risiko dan tanda-tanda peringatan, sinyal-sinyal bahaya ini tampaknya tidak dihiraukan."

"Kita harus serius menangani utang ini, dan segera. Tahun-tahun pemilihan umum tidak bisa menjadi pengecualian untuk berupaya mencegah bahaya yang sepenuhnya dapat diperkirakan, dan utang adalah salah satu bahaya utama yang kita hadapi," ujar MacGuineas.

Menurut Peter G. Peterson Foundation, sebuah organisasi nonpartisan yang berfokus pada penanganan tantangan fiskal jangka panjang AS, utang nasional sebesar USD35,001 triliun setara dengan utang USD103.945 per orang di AS.

"Defisit kita terutama disebabkan oleh faktor-faktor struktural yang dapat diprediksi, yakni generasi baby boomer kita yang menua, meningkatnya biaya perawatan kesehatan, dan sistem pajak yang tidak menghasilkan cukup uang untuk membayar apa yang telah dijanjikan pemerintah kepada warganya," kata yayasan tersebut.

Desmond Lachman, seorang senior fellow di American Enterprise Institute sekaligus mantan pejabat di Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengatakan sebelumnya bahwa "tidak dapat dipungkiri kalau defisit anggaran AS berada di jalur yang tidak berkelanjutan."

"Laju yang berbahaya, ini menimbulkan pertanyaan serius bagi dolar dan prospek jangka panjang inflasi," ungkap Lachman dilansir Antara.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya