Adapun cakupan ini termasuk pada pengujian uji jatuh, kejut mekanis, vibrasi, proteksi pengisian (charging) berlebih, proteksi pengosongan (discharging) berlebih, kejut termal dan siklus termal, perlindungan suhu berlebih, perlindungan hubungan singkat eksternal, dan ketahanan api. Tahap awal pengujian baterai EV akan memprioritaskan mode transportasi kendaraan roda 2 sejalan dengan pasar pembelian EV di Indonesia.
Sementara itu, Pendiri NBRI Evvy Kartini mengatakan hadirnya laboratorium pengujian baterai EV ini merupakan bukti dari visi untuk menjadikan Indonesia memiliki teknologi yang canggih dan berkelanjutan.
Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian, pihaknya menetapkan standar baru untuk pengujian, penelitian, dan inovasi baterai EV. Kerjasama strategis ini bukan hanya jasa laboratorium saja, namun tetap melambangkan potensi dan kemajuan Indonesia sehingga dapat mendorong perubahan global dalam industri EV.
“Bersama-sama, kami menuju ke masa depan di mana energi terbarukan dan teknologi menciptakan dunia yang lebih bersih, lebih berkelanjutan untuk generasi yang akan datang,” ujar Evvy,
(Dani Jumadil Akhir)