"Salah satunya waktu itu bagaimana kita menyiapkan lahan yang tidak perlu dibeli, tetapi disewa jangka panjang," paparnya.
Erick menyebut, KITB mendapat respons positif lantaran banyak investor asing yang masuk. Seperti Korea Selatan, China, dan Jepang.
"Memang saat ini investasi yang awal-awal masuk banyak dari Korea, beberapa titik dari Cina, juga Jepang, memang mereka masing-masing negara ini membangun ekosistemnya sendiri dan juga yang saling mendukung antara satu industri dan industri lainnya," beber dia.
Erick meyakini pengembangan KITB akan memberikan efek berganda dalam meningkatkan ekonomi Jawa Tengah dan Indonesia. Proyek strategi nasional (PSN) ini terus digenjot BUMN.
"Kita tetap mendorong yang namanya Batang ini menjadi prioritas, bahkan kita tetap mendorong juga Subang nanti ke depan menjadi sebuah kawasan industri yang bisa mendukung juga pertumbuhan di Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya," ucapnya.
(Taufik Fajar)