Sosok Nyonya Lee, Bos Gula yang Disebut Punya Lahan Perkebunan Seluas Singapura

Delvicka Afriantina, Jurnalis
Selasa 30 Juli 2024 10:54 WIB
Sosok Ny Lee, Bos Gula Terbesar di Indonesia. (foto: Okezone.com/Kementan)
Share :

JAKARTA - Purwanti Lee atau Ny Lee merupakan salah satu pengusaha gula di Lampung. Dia adalah Vice President PT Sugar Group Companies.

Sugar Group Companies (SGC) terdiri dari empat perusahaan yang memproduksi gula dan etanol. Sejak didirikan pada 1983 di Lampung, SGC telah berhasil mengembangkan dan menumbuhkan kapabilitasnya sebagai industri perkebunan tebu. Produk paling dikenal oleh masyarakat adalah Gulaku.

Purwanti Lee dikabarkan memiliki lahan perkebunan yang luasnya hampir sama seperti Singapura. Perkebunan tebu berada di Lampung.

Nyonya Lee dan saudaranya Gunawan Yusuf memiliki lahan HGU perkebunan tebu dan pabrik gula dengan luas 75.667 hektare. Luas tersebut hampir sama dengan dengan Singapura yakni 72.860 hektare.

Dirinya juga memiliki jiwa sosial tinggi dengan terlihat dalam pendidikan anak-anak di sekitar Lampung.

Kehadiran SMA Sugar Group merombak sistem pendidikan yang ada di kawasan tersebut menjadi jauh lebih modern dan berkualitas. Jiwa sosial Purwanti Lee ini tidak lepas dari didikan ibundanya, Rachmiwaty. Semua yang dilakukannya untuk meneruskan visi misi ibundanya, meningkatkan kesejahteraan warga melalui. Demikian dikutip dari informasi alumni UGM, Selasa (30/7/2024).

Bekal yang didapat melalui pendidikan tidak bakal habis. Melalui pendidikan, orang yang tidak mampu memungkinkan meningkatkan taraf hidup ekonomi keluarganya. Karena hanya dengan pendidikan yang lebih baik, seseorang berkesemapatan menduduki posisi tinggi, tentu dengan penghasilan yang lebih tinggi pula. Purwanti memulai mewujudkan mimpi ibundanya dengan membangun sekolah plus, SMA Sugar Group.

Mulanya, yang bisa masuk SMA Sugar Group hanya anak karyawan tetap. Setelah berjalan sukses, anak karyawan musiman pun bisa bersekolah di situ. Sekolah dengan fasilitas modern dengan guru-guru terbaik yang terletak di tengah-tengah perkebunan dan pabrik tebu ini, mendidik siswa tidak hanya dengan kemampuan otak saja tetapi juga mendidik gaya hidup siswa agar berperilaku lebih baik.

Kemudian sejak 2008, Purwanti memberikan beasiswa bagi lulusan SMA Sugar Group yang diterima di perguran tinggi negeri (PTN) favorit seperti UGM, IPB, UI, dan ITB. Mereka diberi asrama, uang saku, biaya kuliah gratis, dan penunjang lainnya selama kuliah. Setelah lulus, mereka kembali ke perusahaan menjadi karyawan sebagai calon pemimpin di masa datang. Meski demikian, tidak semua orang cocok kuliah di jenjang S1.

Untuk itu, Purwanti memberi kesempatan kepada anak karyawan, anak karyawan musiman, ataupun karyawan musiman yang usianya masih memungkinkan untuk melanjutkan ke jejang D3 di Politeknik Sugar Group yang bekerja sama dengan ATMI Surakarta. Politeknik ini mempunyai jurusan mekanika, otomotif, dan mekatronika. Lulusan D3 ini lebih banyak dibutuhkan. Purwaty juga mendirikan SMK Otomotif untuk anak-anak karyawan musiman dan harian.

Tidak hanya di dalam perusahaan, Purwanti juga mewujudkan keinginan Ibunda dengan mendirikan SD, SMP, dan SMA bagi penduduk di luar perkebunan tebu. Guru-guru pun diberi kesempatan kuliah S1 di Universitas Terbuka dengan kewajiban mengajar di sekolah tersebut selama 10 tahun.

Kini, lulusan PTN favorit yang kembali ke perusahaan telah menduduki posisi penting sebagai pimpinan. Posisinya jauh di atas orang tuanya dulu. Bahkan beberapa lulusan PTN favorit tersebut menjadi atasan dari orang tuanya.

Sebagai Vice President Sugar Group Companies,2 Purwanti juga memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) berkesinambungan sejak 2008, seperti pengobatan gratis bagi warga sekitar, pembagian sembako, pembangunan gedung sekolah beserta mebel, perlengkapan belajar mengajar, alat tulis kantor, tas, dan seragam. Juga membangun perkantoran kampung, perbaikan jalan, pemberian insentif pamong.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya