GRESIK - Pasokan gas di Jawa Timur (Jatim) dalam kondisi oversupply. Besarnya produksi gas di Jatim belum bisa didistibusikan secara optimal.
Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas, Nyimas F. Rikani mengatakan, oversupply gas ini bisa teratasi jika proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) telah selesai dibangun.
"Kita sangat menantikan terselesaikannya pipa gas cisem, supaya bisa menyalurkan gas ke luar daerah Jatim," kata dia dalam Kunjungan Lapangan SKK Migas-Petronas Indonesia di Onshore Receiving Facilities Bukit Tua, Gresik, Jawa Timur, Rabu (31/7/2024).
Menurutnya, pengguna gas di Jawa Barat kini masih kekurangan gas. Untuk itu, tersambungnya pipa Cisem ini menjadi satu-satunya harapan agar pasokan gas di Jatim bisa disalurkan hingga Jabar.
"Satu-satunya yang memang menjadi harapan tersambungnya Cisem ini maka nanti kebutuhan gas di daerah lain bisa terpenuhi," imbuh dia.
SKK Migas pun terus mendorong Petronas Indonesia sebagai produsen gas di Jatim untuk dapat lebih aktif dalam melakukan pengembangan dan pencarian cadangan-cadangan baru guna memenuhi permintaan gas dari konsumen yang berasal di Jawa Barat.
"Kami berharap dengan adanya pipa ini semua produsen gas di Jatim semakin semangat mencari cadangan, jadi marketnya ada dan ga ada alesan produsen untuk tahan-tahan lagi," tukasnya.
Untuk diketahui, Kementerian ESDM melanjutkan pembangunan pipa Cirebon-Semarang (CISEM) ke Tahap II (ruas Batang-Kandang Haur Timur) setelah pembangunan pipa CISEM Tahap I rampung seluruhnya. Pembangunan CISEM Tahap II direncanakan dimulai tahun 2024, dengan biaya sekitar Rp3,3 triliun.
Pipa CISEM Tahap II direncanakan sepanjang 240 kilometer (km) atau 4 kali lipat dibandingkan dengan pipa CISEM Tahap I. Pembangunan pipa CISEM Tahap II ruas Batang sampai Kandang Haur Timur dilakukan untuk menyambung pipa eksisting dari lokasi tersebut sampai ke Lampung dan seterusnya.
Potensi demand pipa CISEM tahap II ini, antara lain industri di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Brebes dan Pemalang dengan volume sekitar 5,8-12 MMSCFD. Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran. Juga, jaringan gas rumah tangga, kilang minyak Balongan dengan volume 24 MMSCFD dan berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD. Demand lainnya adalah pembangkit tenaga listrik dengan volume 189-199 MMCSFD.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)