Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.237 per USD, Ini Penopangnya

Anggie Ariesta, Jurnalis
Kamis 01 Agustus 2024 15:58 WIB
Rupiah menguat hari ini. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,14%ke level Rp16.237 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (1/8/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.264 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga dapat dilakukan paling cepat pada bulan September jika inflasi tetap sesuai dengan ekspektasi.

“Powell, yang berbicara pada konferensi pers setelah keputusan Fed untuk tidak mengubah suku bunga acuannya, menyalakan harapan investor untuk pemotongan suku bunga pada bulan September dengan menyatakan bahwa para pembuat kebijakan semakin yakin bahwa inflasi terus mendekati target 2%,” tulis Ibrahim dalam risetnya.

Adapun Gubernur Kazuo Ueda mengatakan bank akan terus menaikkan suku bunga setelah kenaikan 15 basis poin pada hari Rabu, terutama jika ekonomi dan inflasi terus membaik sejalan dengan prospek BOJ.

Namun, komentar Ueda, yang muncul setelah pasar tutup, mengindikasikan bahwa bank sentral semakin dekat untuk mengakhiri langkah-langkah stimulus selama beberapa dekade lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Suku bunga acuan jangka pendek BOJ berada di sekitar 0,25 persen setelah kenaikan pada hari Rabu. Pemulihan ekonomi Tiongkok terhenti karena data PMI yang lebih negatif.

Data indeks manajer pembelian Caixin pada hari Kamis menunjukkan kontraksi yang tidak terduga di sektor manufaktur Tiongkok. Angka tersebut muncul hanya sehari setelah data PMI pemerintah menunjukkan tren yang sama.

PMI Caixin merupakan titik lemah utama, mengingat sejauh ini pada tahun 2024, PMI tersebut telah melukiskan gambaran yang lebih positif tentang sektor manufaktur Tiongkok. Namun, pembacaan hari Kamis memunculkan kekhawatiran atas perlambatan yang lebih luas di sektor tersebut.

Sementara PMI yang lemah dan komentar positif dari Beijing telah memicu taruhan pada lebih banyak stimulus sebagian memicu pemulihan pasar Tiongkok pada hari Rabu kehati-hatian yang terus-menerus atas perlambatan ekonomi membuat sebagian besar investor enggan terhadap saham Tiongkok.

Dari sentimen domestik, aktivitas manufaktur nasional tercatat mengalami kontraksi setelah bertahan di level ekspansi selama 34 bulan berturut-turut.

Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2024 kini berada di level 49,3 atau turun 1,4 poin dari bulan sebelumnya. Berdasarkan laporan S&P Global, PMI manufaktur tercatat terkontraksi di bawah level 50 terakhir kali pada Agustus 2021 saat masa pandemi.

Kala itu, PMI manufaktur Indonesia berada di level 43,7. Setelah itu, kinerja manufaktur terus berekspansi. Kondisi operasional manufaktur pada Juli 2024 terkontraksi disebabkan tingkat output dan permintaan baru turun pada tingkat sedang.

Faktor utama yang menjadi penyebab penurunan indeks PMI manufaktur, yaitu permintaan pasar yang menurun drastis sehingga penjualan merosot untuk pertama kali dalam 1 tahun terakhir. Hal ini diikuti dengan ekspor yang masih melemah dan penundaan pengiriman barang.

Laporan S&P Global juga menunjukkan bahwa produsen memilih untuk sedikit mengurangi aktivitas pembelian mereka pada Juli yang menandai penurunan pertama sejak bulan Agustus 2021.

Volume susunan staf juga dikurangi dengan penurunan paling tajam selama hampir tiga3 tahun. Ditemukan banyak laporan bahwa kontrak karyawan tidak diperbarui.

Sementara itu inflasi harga input berkurang pada Juli meski masih tinggi. Kenaikan umum pada harga bahan baku ditambah dengan nilai tukar yang buruk mendorong biaya inflasi pada periode survei terkini.

Produsen menanggapinya dengan menaikkan biaya secara maksimal selama 3 bulan. Dalam 12 bulan mendatang, kepercayaan diri tentang masa depan mencapai level tertinggi sejak Februari.

Perusahaan percaya diri volume penjualan akan membaik dan kondisi pasar akan menguat pada tahun mendatang.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp16.180 - Rp16.260 per dolar AS.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya