Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.237 per USD, Ini Penopangnya

Anggie Ariesta, Jurnalis
Kamis 01 Agustus 2024 15:58 WIB
Rupiah menguat hari ini. (Foto: Okezone)
Share :

Data indeks manajer pembelian Caixin pada hari Kamis menunjukkan kontraksi yang tidak terduga di sektor manufaktur Tiongkok. Angka tersebut muncul hanya sehari setelah data PMI pemerintah menunjukkan tren yang sama.

PMI Caixin merupakan titik lemah utama, mengingat sejauh ini pada tahun 2024, PMI tersebut telah melukiskan gambaran yang lebih positif tentang sektor manufaktur Tiongkok. Namun, pembacaan hari Kamis memunculkan kekhawatiran atas perlambatan yang lebih luas di sektor tersebut.

Sementara PMI yang lemah dan komentar positif dari Beijing telah memicu taruhan pada lebih banyak stimulus sebagian memicu pemulihan pasar Tiongkok pada hari Rabu kehati-hatian yang terus-menerus atas perlambatan ekonomi membuat sebagian besar investor enggan terhadap saham Tiongkok.

Dari sentimen domestik, aktivitas manufaktur nasional tercatat mengalami kontraksi setelah bertahan di level ekspansi selama 34 bulan berturut-turut.

Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2024 kini berada di level 49,3 atau turun 1,4 poin dari bulan sebelumnya. Berdasarkan laporan S&P Global, PMI manufaktur tercatat terkontraksi di bawah level 50 terakhir kali pada Agustus 2021 saat masa pandemi.

Kala itu, PMI manufaktur Indonesia berada di level 43,7. Setelah itu, kinerja manufaktur terus berekspansi. Kondisi operasional manufaktur pada Juli 2024 terkontraksi disebabkan tingkat output dan permintaan baru turun pada tingkat sedang.

Faktor utama yang menjadi penyebab penurunan indeks PMI manufaktur, yaitu permintaan pasar yang menurun drastis sehingga penjualan merosot untuk pertama kali dalam 1 tahun terakhir. Hal ini diikuti dengan ekspor yang masih melemah dan penundaan pengiriman barang.

Laporan S&P Global juga menunjukkan bahwa produsen memilih untuk sedikit mengurangi aktivitas pembelian mereka pada Juli yang menandai penurunan pertama sejak bulan Agustus 2021.

Volume susunan staf juga dikurangi dengan penurunan paling tajam selama hampir tiga3 tahun. Ditemukan banyak laporan bahwa kontrak karyawan tidak diperbarui.

Sementara itu inflasi harga input berkurang pada Juli meski masih tinggi. Kenaikan umum pada harga bahan baku ditambah dengan nilai tukar yang buruk mendorong biaya inflasi pada periode survei terkini.

Produsen menanggapinya dengan menaikkan biaya secara maksimal selama 3 bulan. Dalam 12 bulan mendatang, kepercayaan diri tentang masa depan mencapai level tertinggi sejak Februari.

Perusahaan percaya diri volume penjualan akan membaik dan kondisi pasar akan menguat pada tahun mendatang.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp16.180 - Rp16.260 per dolar AS.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya