Wall Street Anjlok 3% di Tengah Kekhawatiran Resesi AS

Anggie Ariesta, Jurnalis
Selasa 06 Agustus 2024 07:20 WIB
Bursa saham Wall Street ditutup melemah (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Wall Street berakhir anjlok hingga 3% pada perdagangan Senin (5/8/2024) waktu setempat. Penurunan Bursa saham AS terjadi karena pasar memperpanjang aksi jual minggu lalu di tengah kekhawatiran resesi AS.

Mengutip Reuters, Selasa (6/8/2024), Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 1.033,99 poin atau 2,6% menjadi 38.703,27 S&P 500 (SPX) turun 160,23 poin atau 3% menjadi 5.186,33 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 576,08 poin atau 3,43% menjadi 16.200,08.

Indeks S&P 500 sempat turun lebih dari 4% pada level terendah sesi tersebut, 5.119,26. Ketiga indeks utama mencatat penurunan persentase tiga hari terbesar sejak Juni 2022, dan Nasdaq dan S&P 500 ditutup pada level terendah sejak awal Mei.

Kekhawatiran resesi mengguncang pasar global dan mendorong investor keluar dari aset berisiko menyusul data ekonomi yang lemah minggu lalu, termasuk laporan penggajian AS yang lemah pada hari Jumat.

Investor khawatir bahwa ekonomi kehilangan tenaga lebih cepat dari yang diantisipasi dan bahwa Federal Reserve keliru dengan mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan kebijakan terakhirnya.

Saham Apple (AAPL.O) turun 4,8% setelah Berkshire Hathaway (BRKa.N) mengurangi separuh kepemilikannya di pembuat iPhone tersebut.

Investor miliarder Warren Buffett juga membiarkan uang tunai di Berkshire melonjak menjadi USD277 miliar.

Nvidia (NVDA.O), Microsoft (MSFT.O) dan Alphabet (GOOGL.O) juga merosot, sementara indeks Volatilitas Cboe (.VIX), "pengukur ketakutan" Wall Street, mengalami penutupan tertinggi sejak 28 Oktober 2020.

Semua 11 sektor S&P 500 turun, dipimpin oleh penurunan di sektor teknologi (.SPLRCT).

Presiden Chicago Fed Austan Goolsbee meremehkan ketakutan akan resesi, tetapi mengatakan pejabat Fed perlu menyadari perubahan lingkungan untuk menghindari pembatasan suku bunga yang berlebihan.

"Hari ini kita melihat aksi jual sebagai perpanjangan dari kecemasan yang dirasakan minggu lalu," kata Neville Javeri, manajer portofolio dan kepala tim Empiric LT Equity di Allspring di Washington. "Hal itu dimulai dengan data pekerjaan minggu lalu, dan hal itu jelas mengarah pada keyakinan bahwa Fed perlu mulai bersikap lebih proaktif terhadap arah angka pengangguran tersebut," katanya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya