Retno juga menjelaskan bahwa pada masa itu, Indonesia baru saja merdeka dan tugas Menteri Luar Negeri Soebardjo sangat berat, yaitu mengupayakan dukungan internasional untuk negara yang baru lahir ini. "A small step for a giant leap for Indonesia’s history & foreign policy," tulisnya, menggarisbawahi peran penting rumah tersebut dalam pembentukan kebijakan luar negeri Indonesia.
"Terima kasih banyak atas dukungan segenap pihak yang telah mendukung kelancaran pemugaran ini," tutup Retno, menekankan pentingnya upaya pelestarian tersebut.
Saat ini, rumah Menlu pertama tersebut telah beralih ke pemilik baru, namun tetap dipelihara dan dipugar sebagai situs bersejarah yang menandai awal mula politik luar negeri Indonesia.
Baca Selengkapnya: Ini Penampakan Rumah Menlu Pertama RI di Cikini yang Sudah Dipugar, Sempat Dijual Rp200 Miliar
(Kurniasih Miftakhul Jannah)