JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 46 ribu pekerja mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari awal Januari hingga Agustus 2024. Mayoritas pegawai industri tekstil.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, total 46 ribu pegawai yang di-PHK tersebut berasal dari sejumlah industri. Dominasi PHK masih berasal dari industri manufaktur tekstil dan produk tekstil (TPT).
"Yang terbanyak manufaktur tekstil. Masih, masih. Industri pengolahan ya. Industri pengolahan itu tekstil garmen dan alas kaki," ujar Ida, di Kompleks DPR Senayan, Senin (2/9/2024).
Ida pun berharap total pegawai yang dirumahkan lebih rendah dibandingkan jumlah PHK di 2023.
"Ya, memang naik, tapi kan kita mudah-mudahan angkanya tidak seperti, lebih tinggi dari angka tahun 2023," tutur Ida.
Lebih lanjut, Menaker mengatakan, pihaknya melakukan mitigasi seperti pembukaan job fair nasional sebelumnya, yang membuka 175 ribu lowongan pekerjaan.
"Makanya kita terus lakukan mitigasi itu. Ini kan belum bisa lihat trennya. Di samping itu tentu lapangan pekerjaan baru kita create. Kemarin kita melaksanakan. Job Fair Nasional itu juga cukup tinggi, lowongan yang tersedia. 178 ribu lapangan pekerjaan yang tersedia," terang Ida.
Sebelumnya, Total pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) nyaris 46 ribu sejak Januari 2024. Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja Anwar Sanusi mengatakan data PHK sejak Januari 2024 hingga 26 Agustus mencapai 45.969 orang.
“Jadi memang setiap bulan kami melihat tren mulai dari Januari-Februari, Februari-Maret, Maret-April, kemudian April-Mei, rata-rata sekitar 3.500-4.200,” ungkap Anwar.
(Feby Novalius)